Korea merupakan salah satu semenanjung di Asia Timur. Terbagi menjadi 2 negara yaitu Korea Utara dan Korea Selatan, meskipun kedua negara memiliki haluan politik yang berbeda, namun mereka masih satu rumpun dengan kebudayaan yang hampir sama. Kata Korea sendiri sebenarnya berasalah dari dinasti korea yang terkenal yaitu Gorveo (935-1392). Bangsa Korea termasuk ras kulit kuning atau Mongoloid dengan jumlah penduduk 73 juta jiwa (2007) dengan komposisi etnis korea paling banyak diikuti etnis asing seperti Tiongkok, Jepang, Asia Tenggara dan Asia Selatan. Bahasa resmi Korea (Korea Utara dan Korea Selatan) adalah Bahasa Korea. Corak kebudayaan asli korea yang sekarang beragam, sebenarnya berasal atau dibentuk dari berbagai kesenian dan tarian.
Revolusi Ilmiah - Pria Korea sulit mendaptkan istri ( Sulit Memiliki Istri Tahun 2020 )
Akhir-akhir ini orang tua di Korea cenderung menginginkan anak laki-laki dibandingkan dengan perempuan serta dalam satu keluarga hanya diperbolehkan memilki 2 anak. Dengan tren tersebut tentu saja diperkirakan pada tahun 2020 nanti pria-pria di Korea akan kesulitan dalam mendapatkan istri dari orang Korea asli. Bagi orang Korea memilki anak laki-laki dalam sebuah keluarga merupakan hal yang utama, suatu kebanggaan, sama halnya dengan memiliki penerus keturunan keluarga. Sehingga yang terjadi saat ini, sebagaian orang Korea apabila hamil dan mengetahui janin yang dikandungnya adalah wanita maka mereka lebih suka menggugurkan kandungannya. Perlu kita ketahui bahwa Aborsi atau menggugurkan kandungan adalah tindakan legal di Korea, artinya siapa saja wanita boleh menggugurkan kandungannya dengan mudah, di sana banyak klinik-klink dan rumah sakit yang melayani aborsi.
Satu trend orang tua di Korea tersebutlah yang menjadikan rasio perbandingan antara bayi perempuan dan laki-laki menjadi tidak seimbang, berubah dari yang semula banyak perempuan, kini sebaliknya. Selain itu juga, laki-laki Korea sulit mendapatkan istri orang Korea adalah karena pemikiran wanita-wanita Korea yang cenderung lebih modern, standar hidup tinggi. Sehingga saat ini kita tidak heran banyak pria Korea yang memiliki istri orang Vietnam dan Filipina, baik melalui kontak langsung maupun dengan biro jodoh yang sekarang sedang marak.
Revolusi Ilmiah - Pria Korea bakalan beristri lebih tua
Tahun 2020 nanati, Diperkirakan juga pria Korea sulit mendapatkan istri yang seumuran atau terpaut usia yang tidak jauh, mereka akan mendapatkan istri yang jauh lebih tua atau istilah sekarang dengan tante-tante atau nenek-nenek. Pemerintah Korea sendiri berusaha untuk mengantisipasi dengan memberlakukan jam mati lampu, maksudnya adalah pada saat jam-jam tersebut orang akan pulang ke rumah dan terutama sekali, supaya suami istri "berkumpul". Pemerintah juga membuat kebijakan dengan memberikan tunjangan kepada keluarga yang memiliki anak lebih dari 2, atau mulai anak no 3 dan seterusnya, sedangkan besar kecilnya tunjangan disesuaikan dengan usia anak tersebut. Tujuan dari program itu adalah supaya keluarga di Korea mau menambah anak-anaknya, sedikit berbeda dengan di Indonesia bukan?. Kebijakan pemerintah tersebut sekarang merupakan sikap yang berbeda dengan kebijakan dulu yang sangat gencar tentang keluarga berencana dimana dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi akan mengganggu perekonomian mereka, yang terjadi justru sebaliknya populasi remaja menjadi menurun dan produktivitas perekonomian mereka menjadi berkurang.
Apabila tren tersebut dapat diatasi oleh pemerintah Korea, maka tidak akan mengkhawatirkan, sedangkan apabila tren dari orang tua Korea masih juga dipertahankan, bukan tidak mungkin nantinya pria Korea akan kesulitan mendapatkan istri dari orang asli Korea. Gelombang kedatangan orang Korea teruma Pria Korea ke negara-negara di sekitarnya "hanya" untuk mendapatkan istri akan besar, kalau begitu sudah siapkah wanita-wanita Indonesia?
Revolusi Ilmiah - Pria Korea sulit mendaptkan istri ( Sulit Memiliki Istri Tahun 2020 )
Akhir-akhir ini orang tua di Korea cenderung menginginkan anak laki-laki dibandingkan dengan perempuan serta dalam satu keluarga hanya diperbolehkan memilki 2 anak. Dengan tren tersebut tentu saja diperkirakan pada tahun 2020 nanti pria-pria di Korea akan kesulitan dalam mendapatkan istri dari orang Korea asli. Bagi orang Korea memilki anak laki-laki dalam sebuah keluarga merupakan hal yang utama, suatu kebanggaan, sama halnya dengan memiliki penerus keturunan keluarga. Sehingga yang terjadi saat ini, sebagaian orang Korea apabila hamil dan mengetahui janin yang dikandungnya adalah wanita maka mereka lebih suka menggugurkan kandungannya. Perlu kita ketahui bahwa Aborsi atau menggugurkan kandungan adalah tindakan legal di Korea, artinya siapa saja wanita boleh menggugurkan kandungannya dengan mudah, di sana banyak klinik-klink dan rumah sakit yang melayani aborsi.
Satu trend orang tua di Korea tersebutlah yang menjadikan rasio perbandingan antara bayi perempuan dan laki-laki menjadi tidak seimbang, berubah dari yang semula banyak perempuan, kini sebaliknya. Selain itu juga, laki-laki Korea sulit mendapatkan istri orang Korea adalah karena pemikiran wanita-wanita Korea yang cenderung lebih modern, standar hidup tinggi. Sehingga saat ini kita tidak heran banyak pria Korea yang memiliki istri orang Vietnam dan Filipina, baik melalui kontak langsung maupun dengan biro jodoh yang sekarang sedang marak.
Revolusi Ilmiah - Pria Korea bakalan beristri lebih tua
Tahun 2020 nanati, Diperkirakan juga pria Korea sulit mendapatkan istri yang seumuran atau terpaut usia yang tidak jauh, mereka akan mendapatkan istri yang jauh lebih tua atau istilah sekarang dengan tante-tante atau nenek-nenek. Pemerintah Korea sendiri berusaha untuk mengantisipasi dengan memberlakukan jam mati lampu, maksudnya adalah pada saat jam-jam tersebut orang akan pulang ke rumah dan terutama sekali, supaya suami istri "berkumpul". Pemerintah juga membuat kebijakan dengan memberikan tunjangan kepada keluarga yang memiliki anak lebih dari 2, atau mulai anak no 3 dan seterusnya, sedangkan besar kecilnya tunjangan disesuaikan dengan usia anak tersebut. Tujuan dari program itu adalah supaya keluarga di Korea mau menambah anak-anaknya, sedikit berbeda dengan di Indonesia bukan?. Kebijakan pemerintah tersebut sekarang merupakan sikap yang berbeda dengan kebijakan dulu yang sangat gencar tentang keluarga berencana dimana dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi akan mengganggu perekonomian mereka, yang terjadi justru sebaliknya populasi remaja menjadi menurun dan produktivitas perekonomian mereka menjadi berkurang.
Apabila tren tersebut dapat diatasi oleh pemerintah Korea, maka tidak akan mengkhawatirkan, sedangkan apabila tren dari orang tua Korea masih juga dipertahankan, bukan tidak mungkin nantinya pria Korea akan kesulitan mendapatkan istri dari orang asli Korea. Gelombang kedatangan orang Korea teruma Pria Korea ke negara-negara di sekitarnya "hanya" untuk mendapatkan istri akan besar, kalau begitu sudah siapkah wanita-wanita Indonesia?