Sejumlah petani di wilayah Demak, Jawa Tengah kini mendapat limpahan keuntungan berkat Inul. Tapi jangan salah dulu. Inul yang dimaksud di sini bukanlah penyanyi dangdut yang beken karena dengan 'goyang ngebor'. Tapi Inul itu adalah salah satu jenis semangka.
Petani di Demak memutuskan menanam semangka jenis Inul karena sedang dilanda kemarau. Cuaca yang panas pun justru membuat panenan mereka sangat bagus dan laris di pasaran. Untuk setiap hektar lahan, petani penanam Inul bisa meraup keuntungan sebesar Rp 52 juta.
Menurut Nur Jalil (57), warga Desa Bango, Kecamatan Demak Kota, semangka jenis Inul yang memiliki warna kekuningan bisa dijual dengan harga tinggi di pasaran. Namun, katanya, untuk mendapatkan semangka dengan hasil maksimal memang butuh perawatan setiap hari termasuk dengan penyemprotan hama. "Kita rawat selama dua bulan sejak ditanam," katanya seperti dikutip Radar Semarang.
Keuntungan petani semangka Inul semakin bertambah karena tidak perlu jauh-jauh menjualnya. Pasalnya, sudah ada pedagang besar yang membeliknya.
Salahs satu pedagang buah, Suparmin (48), warga Desa Paren, Kecamatan Mayong, Jepara mengatakan, semangka yang dibeli dari petani di Demak itu dijual lagi ke berbagai daerah. Seperti Pemalang dan Cirebon.
Sekali membeli dari petani, Suparmin bisa membawa pulang hingga dua rit atau dua truk. "Biasanya dua rit dengan berat enam ton bernilai Rp 40 juta," ujar Suparmin.
Ia membeli semangka Inul dengan harga Rp 2.700 per kilogram. Selanjutnya, pedagang buah di Jepara itu menjualnya lagi harga Rp 3.200 per kilogram. "Untungnya tidak seberapa tapi kalau dikumpulkan ya banyak," katanya.
Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Demak, Ir Wibowo mengatakan, dalam musim kemarau ini memang banyak petani yang memanfaatkan lahannya untuk menanam palawija dan buah-buahan termasuk semangka dan melon. "Ini bagus untuk menambah penghasilan petani agar lebih sejahtera," katanya.
Petani di Demak memutuskan menanam semangka jenis Inul karena sedang dilanda kemarau. Cuaca yang panas pun justru membuat panenan mereka sangat bagus dan laris di pasaran. Untuk setiap hektar lahan, petani penanam Inul bisa meraup keuntungan sebesar Rp 52 juta.
Menurut Nur Jalil (57), warga Desa Bango, Kecamatan Demak Kota, semangka jenis Inul yang memiliki warna kekuningan bisa dijual dengan harga tinggi di pasaran. Namun, katanya, untuk mendapatkan semangka dengan hasil maksimal memang butuh perawatan setiap hari termasuk dengan penyemprotan hama. "Kita rawat selama dua bulan sejak ditanam," katanya seperti dikutip Radar Semarang.
Keuntungan petani semangka Inul semakin bertambah karena tidak perlu jauh-jauh menjualnya. Pasalnya, sudah ada pedagang besar yang membeliknya.
Salahs satu pedagang buah, Suparmin (48), warga Desa Paren, Kecamatan Mayong, Jepara mengatakan, semangka yang dibeli dari petani di Demak itu dijual lagi ke berbagai daerah. Seperti Pemalang dan Cirebon.
Sekali membeli dari petani, Suparmin bisa membawa pulang hingga dua rit atau dua truk. "Biasanya dua rit dengan berat enam ton bernilai Rp 40 juta," ujar Suparmin.
Ia membeli semangka Inul dengan harga Rp 2.700 per kilogram. Selanjutnya, pedagang buah di Jepara itu menjualnya lagi harga Rp 3.200 per kilogram. "Untungnya tidak seberapa tapi kalau dikumpulkan ya banyak," katanya.
Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Demak, Ir Wibowo mengatakan, dalam musim kemarau ini memang banyak petani yang memanfaatkan lahannya untuk menanam palawija dan buah-buahan termasuk semangka dan melon. "Ini bagus untuk menambah penghasilan petani agar lebih sejahtera," katanya.