Duta Besar RI untuk Kolumbia Michael Manufandu membenarkan kabar ditangkapnya tersangka kasus suap pembangunan Wisma Atlet Muhammad Nazaruddin di Cartagena, Kolumbia.
Michael menjelaskan bahwa saat ditangkap oleh polisi kota Cartagena,
Nazaruddin tidak melakukan perlawanan. "Dia sedang duduk-duduk. Tidak ada perlawanan, dia cenderung kooperatif," ujar Michael dalam wawancara dengan tvOne.
Michael mendapat kabar penangkapan Nazaruddin dari kepolisian Kolumbia, sekitar pukul 21.00, waktu setempat. "Saya diberi tahu, ada orang penting Indonesia ditangkap. Saat disebut mengenai public bribery, saya langsung tahu (itu Nazaruddin)," jelas Michael.
Dubes bersama stafnya kemudian terbang ke Cartagena. Dan bertemu dengan Nazaruddin. Dia tidak diborgol. Keduanya sempat ngobrol. Nazaruddin yang mengaku bernama Syafruddin( sebelumnya ditulis Syahruddin) mengaku sedang melakukan perjalanan bisnis di negeri itu.
Setelah ngobrol cukup lama, Dubes dan stafnya kemudian mencari makan untuk Nazaruddin karena dia harus sahur.
Sepulangnya dari membeli makanan, Nazaruddin sudah dijaga interpol. Tangannya diborgol. Duta Besar Michael Manufandu meminta interpol agar melepas borgol itu. "Karena Nazaruddin harus buka puasa," kata Micahel.
Borgol itu kemudian dibuka agar Nazaruddin bisa sahur. Menurut Michael, Nazaruddin sangat kooperatif.
Kepada Dutabesar Michael Manufandu, Syafruddin ini memang belum mengaku bahwa dia adalah Nazaruddin. Tapi Michael sangat meyakini bahwa pria ini adalah Nazaruddin karena sudah tahu wajah Nazaruddin.
Dari paspornya, Michael tahu bahwa sebelum ke Kolombia, Nazaruddin pernah singgah di Malaysia, Singapura dan sejumlah negara lain. Michael mengaku sengaja tidak mengorek soal identitas palsu, semata-mata agar Nazaruddin kooperatif dengan kedutaan.
Dari Cartagena itu, Nazaruddin itu kemudian diterbangkan ke Bogota, ibu negeri Kolombia. "Di Bogota dia kembali diborgol. Sekarang dia ada di Bogota," ujar Michael.
Penangkapan Nazaruddin itu diumumkan pemerintah siang tadi. Menkopolhukam, Djoko Suyanto, menegaskan bahwa Nazaruddin ditangkap semalam, Minggu 7 Agustus 2011 pukul 21.00 WIB. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah memberi instruksi agar menjaga ketat pemulangan Nazaruddin ke tanah air.
Michael menjelaskan bahwa saat ditangkap oleh polisi kota Cartagena,
Nazaruddin tidak melakukan perlawanan. "Dia sedang duduk-duduk. Tidak ada perlawanan, dia cenderung kooperatif," ujar Michael dalam wawancara dengan tvOne.
Michael mendapat kabar penangkapan Nazaruddin dari kepolisian Kolumbia, sekitar pukul 21.00, waktu setempat. "Saya diberi tahu, ada orang penting Indonesia ditangkap. Saat disebut mengenai public bribery, saya langsung tahu (itu Nazaruddin)," jelas Michael.
Dubes bersama stafnya kemudian terbang ke Cartagena. Dan bertemu dengan Nazaruddin. Dia tidak diborgol. Keduanya sempat ngobrol. Nazaruddin yang mengaku bernama Syafruddin( sebelumnya ditulis Syahruddin) mengaku sedang melakukan perjalanan bisnis di negeri itu.
Setelah ngobrol cukup lama, Dubes dan stafnya kemudian mencari makan untuk Nazaruddin karena dia harus sahur.
Sepulangnya dari membeli makanan, Nazaruddin sudah dijaga interpol. Tangannya diborgol. Duta Besar Michael Manufandu meminta interpol agar melepas borgol itu. "Karena Nazaruddin harus buka puasa," kata Micahel.
Borgol itu kemudian dibuka agar Nazaruddin bisa sahur. Menurut Michael, Nazaruddin sangat kooperatif.
Kepada Dutabesar Michael Manufandu, Syafruddin ini memang belum mengaku bahwa dia adalah Nazaruddin. Tapi Michael sangat meyakini bahwa pria ini adalah Nazaruddin karena sudah tahu wajah Nazaruddin.
Dari paspornya, Michael tahu bahwa sebelum ke Kolombia, Nazaruddin pernah singgah di Malaysia, Singapura dan sejumlah negara lain. Michael mengaku sengaja tidak mengorek soal identitas palsu, semata-mata agar Nazaruddin kooperatif dengan kedutaan.
Dari Cartagena itu, Nazaruddin itu kemudian diterbangkan ke Bogota, ibu negeri Kolombia. "Di Bogota dia kembali diborgol. Sekarang dia ada di Bogota," ujar Michael.
Penangkapan Nazaruddin itu diumumkan pemerintah siang tadi. Menkopolhukam, Djoko Suyanto, menegaskan bahwa Nazaruddin ditangkap semalam, Minggu 7 Agustus 2011 pukul 21.00 WIB. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah memberi instruksi agar menjaga ketat pemulangan Nazaruddin ke tanah air.