Daftar Lengkap Transfer Pemain Liga Inggris 2011


Inilah Daftar Transfer Pemain Liga Inggris – Bursa transfer musim dingin akan segera berakhir tentu dengan sisa waktu satu hari, klub-klub akan melakukan pergerakan cepat guna memboyong pemain-pemain baru.Siapa sajakah mereka?.


Berikut perkembangan terakhir bursa transfer di salah satu liga terbaik Eropa itu dikutip dari vivanews :



Arsenal

Keluar: Carlos Vela (West Bromwich Albion, dipinjamkan), Aaron Ramsey (Cardiff City, dipinjamkan), Jay Emmanuel-Thomas (Cardiff City, dipinjamkan), Havard Nordtveit (Borussia Monchengladbach), Vito Mannone (Hull City, dipinjamkan)


Aston Villa

Masuk: Darren Bent (Sunderland, £18 juta), Jean Makoun (Lyon, £6 juta), Kyle Walker (Tottenham, pinjam), Curtis Davies (Birmingham City)

Keluar: John Carew (Stoke City, dipinjamkan), Steve Sidwell (Fulham), James Collins (Shrewsbury Town), Brad Guzan (Hull City, dipinjamkan), Isaiah Osbourne (Sheffield Wednesday, dipinjamkan), Shane Lowry (Sheffield United, dipinjamkan), Andreas Weimann (Watford, dipinjamkan)


Birmingham City

Masuk: David Bentley (Tottenham, pinjam), Curtis Davies (Aston Villa)

Keluar: Michel (AEK Athens, dipinjamkan), Marcus Bent (Sheffield United, dipinjamkan), Garry O'Connor (Barnsley, gratis)


Blackburn Rovers

Masuk: Roque Santa Cruz (Manchester City, pinjam), Jermaine Jones (Schalke, pinjam)

Keluar: Pascal Chimbonda (QPR, dipinjamkan), Nick Blackman (Aberdeen, dipinjamkan)


Blackpool

Masuk: Mark Halstead (Kettering Town, pinjam), Stephen Husband dan Ishmel Demontagnac (Stockport County, pinjam)


Bolton Wanderers

Keluar: David Wheater (Middlesbrough), Andrew O'Brien (Leeds United)


Everton

Masuk: Eric Dier (Sporting Lisbon, pinjam)

Keluar: Steven Pienaar (Tottenham, £3 juta), Yakubu Aiyegbeni (Leicester City, pinjam)


Fulham

Masuk: Steve Sidwell (Aston Villa)

Keluar: Fredrik Stoor (Valerenga), David Elm (lfsborg)


Liverpool

Keluar: Nathan Eccleston (Charlton Athletic, pinjam)


Manchester City

Masuk: Edin Dzeko (VfL Wolfsburg, £27.5 juta)

Keluar: Wayne Bridge (West Ham United, dipinjamkan), Roque Santa Cruz (Blackburn Rovers, dipinjamkan)


Manchester United

Masuk: Anders Lindegaard (Aalesunds FK, £3.5 juta)

Keluar: Federico Macheda (Sampdoria, dipinjamkan), Ben Amos (Oldham Athletic, dipinjamkan), Ritchie De Laet (Portsmouth, dipinjamkan)


Newcastle United

Masuk: Hatem Ben Arfa (Marseille)

Keluar: Wayne Routledge (QPR, dipinjamkan), Tamas Kadar (Huddersfield Town, dipinjamkan)


Stoke City

Masuk: Jermaine Pennant (Real Zaragoza, £1.7 juta), John Carew (Aston Villa, pinjam)

Keluar: Liam Lawrence (Portsmouth)


Sunderland

Masuk: Stephane Sessegnon (Paris Saint-Germain, £6 juta), Sulley Muntari (Inter Milan, pinjam)

Keluar: Darren Bent (Aston Villa, £18 juta), David Healy (Rangers, gratis), Matthew Kilgallon (Doncaster Rovers, dipinjamkan), George McCartney (Leeds United, dipinjamkan), Trevor Carson (Lincoln City, dipinjamkan)


Tottenham Hotspur

Masuk: Steven Pienaar (Everton, £3 juta), Bongani Khumalo (Supersport United, £1.5 juta)

Keluar: Robbie Keane (West Ham United, dipinjamkan), David Bentley (Birmingham, dipinjamkan), Jamie O'Hara (Wolves, dipinjamkan), Kyle Walker (Aston Villa, dipinjamkan), Andros Townsend (Watford, dipinjamkan)


West Bromwich Albion

Masuk: Carlos Vela (Arsenal, pinjam)

Keluar: Ishmael Miller (QPR, dipinjamkan), Luke Moore (Swansea City)


West Ham United

Masuk: Wayne Bridge (Manchester City, pinjam), Demba Ba (Hoffenheim), Robbie Keane (Tottenham, pinjam)


Wigan Athletic

Masuk: Adrian Lopez (gratis)

Keluar: Mauro Boselli (Genoa, dipinjamkan)


Wolves

Masuk: Jamie O'Hara (Tottenham, pinjam), Adam Hammill (Barnsley)

Keluar: Jelle van Damme (Standard Liege), Greg Halford (Portsmouth, dipinjamkan)


Foto OC Kaligis Dipijat Napi Wanita !

Setelah menjenguk Artalyta Suryani alias Ayin, pengacara OC Kaligis memilih bersantai dengan memijat badannya di Griya Asimilasi Pasmita yang ada di lingkungan Lapas Wanita Tangerang. Tempat tersebut merupakan salon kecantikan dan pijat kesehatan dengan para napi wanita sebagai pegawainya.



Seorang napi bernama Herlina (29) yang menjadi pegawai di Griya Asimilasi Pasmita memijat kaki OC Kaligis. Dira Derby/detikNews.



Tidak hanya OC Kaligis saja, Herlina juga memijat para pengunjung Lapas Wanita Tangerang. Dira Derby/detikNews.

Jangan Sembarangan Ngelindes Rokok dan Koran di Jalanan !

Magnet pengumpul paku Jakarta - Ulah pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dalam menyebarkan paku terus terjadi. Masyarakat diimbau untuk tidak melindas barang-barang yang keliatannya sepele, seperti bungkus rokok, koran, kantung plastik atau korek api.


"Sebab kemungkinan di dalamnya ada paku," ujar Kasat Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Yakub saat dihubungi wartawan.



Dari hasil sweeping Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menemukan 10 kilogram paku yang dijadikan 'ranjau' di jalanan.


"Paku ini merupakan hasil operasi di empat wilayah di Jakarta selama Januari 2011," ujarnya.


Data dari Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menyebutkan, ada 10 kilogram paku berserakan di ruas jalan di Jakarta. Berikut perinciannya.


Di kawasan Jakarta Barat, ranjau paku tersebar di sepanjang Jl Daan Mogot. Hasil operasi didapat 3,5 kilogram paku yang tersebar di jalanan.


Di kawasan Jakarta Utara juga tidak luput dari ranjau paku. Paku sebanyak 2 kilogram tersebar di dekat Pintu 2 Pertamina, Plumpang hingga Kodamar.


Di Jakarta Pusat, ranjau paku terdapat di Jl Hasyim Ashari, Jl Letjen Suprapto dan underpass Senen. Dari tiga lokasi itu, paku sebanyak 2,5 kilogram berhasil disapu petugas.


Sementara di kawasan Jakarta Selatan, paku sebanyak 2 kilogram dibersihkan di ruas Jl TB Simatupang dan Jl Kartini.


Sementara itu, kawasan rawan ranjau paku yang perlu diwaspadai diantaranya:


1. Jakarta Barat: di Jl S Parman dari RS. Harapan Kita arah lampu merah Slipi (termasuk Fly Over Slipi) dan dari lampu merah Slipi ke arah Tomang.


2. Jakarta Selatan, ranjau paku terdapat di flyover Permata Hijau ke arah Pondok Indah (depan Masjid Istiqomah), dari William Mobil ke arah lampu merah Kostrad, Jl Prof. Satrio (dari Mal Ambassador ke arah Jalan Casablanca), terowongan Casablanca (kearah Mal Ambassador).


3. Jakarta Timur di Jl TB Simatupang (Terutama dekat flyover Lenteng Agung dan ke arah Pasar Minggu), dari Menara Saidah ke arah perempatan Kuningan, Jl MT Haryono (terutama perempatan Patung Pancoran dan flyover Pancoran).


4. Jakarta Pusat, ranjau paku terdapat di Jl Letjen Suprapto dan underpass Senen, Jl Gatot Subroto hingga ke perempatan lampu merah Kuningan dan arah sebaliknya, Jl Majapahit (dari Tanah Abang menuju Harmoni), Jl Gatot Subroto dari depan Bank Mandiri sebelum Polda Metro Jaya sampai Semanggi.


Selain berhati-hati melindas barang yang kelihatan sepele, polisi juga meminta masyarakat untuk mewaspadai titik-titik rawan tersebut. Masyarakat juga diimbau agar memilih ruas jalan yang akan dilalui.


"Jangan melintas di kiri jalan, ambil jalur agak ke tengah, karena paku–paku biasanya disebarkan di kiri jalur jalan," katanya.  E Mei Amelia R - detikOto

Penampakan Hantu Cekik Terekam HP di Bogor !

Makhluh gaib hantu cekik Bogor tertangkap tertangkap kamera hptelepon selular saat dua orang bocah tengah bermain di depan teras rumahnya. Mereka adalah Sevina dan Dila.


Saat itu, bocah berusia 10 tahun ini tengah asik bermain telepon selular. Mereka saling memfoto layaknya seorang model sedang casting. Namun saat Dila berpose tiduran tampak hal yang tidak umum,



Di kamera tersebut terlihat sesosok hantu berambut panjang tengah mencekik Dila. Sayangnya wajah sang hantu tertutupi oleh jubah putihnya yang panjang.


Anehnya usai kejadian tersebut, Dila langsung mengalami sakit panas dan di sekitar lehernya nampak jelas garis hitam yang membentuk jari tangan seolah bekas cekikan sesuatu.


Peristiwa yang tidak lazim ini kontan membuat warga sekitar penasaran untuk melihat hasil jepretan photo kedua bocah itu. Hingga kini banyak warga merasa resah dengan keberadaanhantu cekik Cipayung Bogor berambut panjang, karena belum adanya penanganan pasti terkait kebenaran foto hantu tersebut.

Siapa Pembuat Pola Crop Circle Di Sawah Sleman ?

Kalau dulu AMD adalah singkatan ABRI Masuk Desa, sekarang AMD adalah Alien Masuk Desa. Inilah yang sedang hangat dibicarakan menyusul munculnya pola lingkaran di tengah sawah di Kecamatan Berbah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.


Hingga Selasa (25/1) pagi ini, tampaknya belum ada pihak yang mengaku membuat 'crop circle' tersebut. Belum terdengar juga ada alien yang mengklaim bertanggung jawab karena merusak tujuh petak sawah yang digarap enam petani itu.



Kepolisian setempat juga sudah menanyai para petani itu. Keterangan yang didapat dari mereka: "Tak mungkin itu buatan manusia." Tentu saja, para polisi sudah handal memisahkan mana kesaksian tentang fakta, dan mana yang opini.


Kami telah bertanya pada Anda, melalui Yahoo! Answers. Ada lebih dari 1400 jawaban yang masuk. Kami berterima kasih pada Anda yang sudah berpartisipasi beropini.


Dari setumpuk jawaban itu, terlihat sejumlah kecenderungan. Ada yang yakin itu bukan buatan manusia. Sejumlah argumen diajukan. Misalnya soal tak mungkinnya karya serapi itu dibuat manusia dalam waktu singkat; bahwa kalau warga setempat yang membuat, maka motif yang dipilih mestinya batik; ketiadaan jejak; dan lain-lain.


Coba simak jawaban yang merasa pengukuran pola akan sulit dilakukan manusia. "Butuh waktu lama," kata dia, "pasti aktivitasnya akan diketahui oleh orang di daerah tersebut."

Ada pula yang yakin itu buatan orang biasa. Toh, caranya bisa dicari di internet. Asal dikerjakan bersama-sama, tak sulit membuat pola seperti itu.


salah satu yang yakin itu buatan orang. Kata dia, penonton Discovery Channel atau National Geographic tentu tahu bahwa crop circle bisa dibuat dengan menggunakan alat sederhana seperti batangan kayu, dalam hitungan jam. "Saya pikir sudah saatnya bangsa Indonesia lepas dari takhayul," ujar dia.

Ada pula yang percaya itu fenomena alam. Sisanya...menyerahkan pada Yang Kuasa.


Drama Pengusiran Tamu dan Dewi Motik di Acara Kick Andy !

Cerita Dibalik Keluarnya Ibu Motik dan Diusirnya Seorang Pakar Dari Acara Kick Andy

"Kami Tak Sudi Diperintah Untuk bertepuk Tangan Atas Bencana Yang Kami Tangisi".


Malam ini, Rabu 19 Januari 2011 saya mendapat pembelajaran hidup yang luar biasa hebat. Peristiwa yang menjadi guru nan bijak bestari, dan tak mungkin akan terlupakan.


Sejak tadi SMS, dering telepon di HP dan rumah beberapa kali berbunyi menanyakan keadaan saya setelah diusir Andi F Noya dari Metro TV, dalam tapping acara Kick Andy (KA) tadi.



Lalu terpikirlah kini, ketimbang saya harus menceritakan kejadian yang sama berulang-ulang, mending saya tulis saja mumpung peristiwanya masih segar dalam ingatan.


"Hah, mama diusir ? seriuuuuus ?" tanya anak-anak tak percaya.


"Hehehe ga apa-apa diusir, asal setelah itu orang-orang menyadari, dan menjadi lebih sensitif, mengapa kita mau diperintah, harus bertepuk tangan untuk bencana yang kita tangisi?". Saya berusaha cengengesan.


Hmmm…Ceritanya berawal ketika hari minggu siang 16 Januari 2011, pejuang anak dan ketahanan keluarga psikolog Elly Risman, mengirim pesan singkat kepada Ibu Inke Maris (praktisi media, Ibu Wirianingsih (mantan ketua PP Salimah, Ibu Masnah Sari(Mantan Ketua KPAI, Shakina( Direktur Lembaga Manajemen Pendidikan Indonesia) dan saya sebagai pengurus ASA Indonesia, agar kami berkenan datang ke Metro TV, Rabu untuk mensupport Ibu Elly yang diundang sebagai nara sumber dalam acara "KA". Pada awalnya saya sudah mengatakan tak bisa hadir karena sudah ada agenda rapat. Namun karena Bu Inke Maris tiba-tiba kecelakaan, maka bu Elly lagi-lagi meminta saya untuk berkenan hadir, paling tidak memperlihatkan kekompakan kita.


Waktu itu kami semua berfikir dan membayangkan Ibu Elly Risman pimpinan Yayasan Kita dan Buah Hati, sahabat seperjuangan kami dalam mendirikan organisasi perlindungan anak ASA INDONESIA, akan dihadirkan sebagai tokoh pejuang anak dan perempuan, yang menginspirasi banyak orang dan layak jadi teladan, sebagaimana "Pahlawan di jalan sunyi" lain yang sebelumnya kerap dihadirkan di KA.


Meski kami sudah mengusahakan hadir 30 menit sebelum tapping jam 17.00 seperti yang dijadwalkan, ternyata acara molor 2 jam lebih, toh undangan berusaha ikhlas demi mensupport pejuang sekaliber Ibu Elly. Saya juga melihat begitu banyak petinggi dari berbagai organisasi termasuk institusi/lembaga negara seperti Depkes, Menkokesra, Menpora, dan lain-lain. (Semua tokoh yang saya tanyakan mengaku hadir untuk mensupport Ibu Elly, bukan atas undangan pihak Metro TV). Tentu mereka mengorban waktu mereka yang demikian berharga.


Sebelum acara dimulai, seperti biasa, floor manager ( tak taulah kalau di KA istilahnya apa) memberikan pengarahan yang antara lain, harus bertepuk tangan dengan antusias kalau dia mengaba-aba, mengawali tepuk tangan.


Sessi pertama Andi Noya menghadirkan seorang gadis remaja yang sejak usia 16 tahun sudah terbiasa melakukan seks bebas dan kini menjadi PSK. Kawan-kawan dari berbagai organisasi wanita di samping dan belakang saya mulai berbisik-bisik dan mengungkapkan kekecewaan, kenapa Andy justru mengeksplor masalah ke"terjerumusannya", bukan alert tentang bahaya seks bebas dan pornografi. Banyak ungkapan-ungkapan miris si gadis justru ditanggapi dengan joke oleh Andi yang memberi kesan seolah membenarkan kebiasaan buruk si gadis. Misalnya Andy bertanya "Apakah bunga ( nama samaran si gadis) memilih-milih orang yang menerima jasanya(yang disebutnya sebagai klien). Lalu si gadis menggeleng. Terus Andy mencecar terus, jadi ga apa-apa kalau yang datang tipe begini, begitu…termasuk…"Jadi orang kribo juga boleh?", tanyanya nakal sambil ngakak menunjukkan ke 'kriboan'nya.(Meski hanya gurauan, tapi ga kebayang bagaimana perasaan anak , istri dan mertua Andy menonton acara ini )


Dan banyak lagi joke-joke yang sangat tidak pantas dilontarkan jika kita memang MEMPRIHATINKAN masalah tersebut.


Yang lebih mengecewakan, Ibu Elly Risman yang diundang sebagai nara sumber, ternyata hanya didudukkan di kursi audience, lalu ditanya singkat, tanpa mempertajam "MATERI", yang menyangkut peringatan atas sesuatu yang selama ini selalu disebut bu Elly sebagai "Bencana Kemanusiaan" . Ibu Elly tak lebih hanya dijadikan sebagai "Asesoris" , pelengkap dan pemanis suatu acara…..dan sebagai alasan untuk suatu show yang seimbang karena menghadirkan pakar.


Sampai selesai wawancara dengan PSK remaja perempuan tadi, tak sekalipun Andy menanyakan dampak atau mudharat yang diterima si anak. Semua pertanyaan-pertanyaan hanya memancing jawaban yang seolah-olah memberikan pesan "Bahwa seks bebas adalah sesuatu yang lumrah bagi remaja, dan BETAPA MUDAHNYA MENCARI UANG DENGAN MENJUAL DIRI". Yang lebih miris, Andy memancing apa benar si gadis juga dipakai pejabat penting ? Lalu tertawa-tawa ketika si gadis mengiyakan sembari menyebut-nyebut pelanggannya dari berbagai lembaga terhormat negara seperti DPR dan BIN. ( Kata-kata itu, lalu diulang-ulang dan diperdalam dalam canda tawa). Yang lebih konyol, ketika Andi memancing lagi, bagaimana bisa tahu bahwa mereka dari lembaga itu? Dan si"Bunga" menjawab "Dari kartu anggota ". Agaknya memang dalam segala situasi dan program, sudah menjadi rahasia umum, Metro TV senantiasa teramat BERSEMANGAT, mencoreng wibawa pemerintah. Dan kebencian kepada pemerintah itu rupanya harus dipupuk dan diekspresikan di setiap tayangan.(Pas bagian ini baru saya tertawa walau kecut, menertawakan diri sendiri, atas keluguan mencerna sesuatu yang mengabaikan akal sehat, duh apakah masuk akal, bila seseorang akan melakukan perbuatan maksiat lalu menyorongkan kartu identitas dulu? )


Babak demi babak berlalu tanpa ada penekanan bahwa ini adalah sesuatu yang harus diprihatinkan, maka diundang pula nara sumber kedua, seorang PSK laki-laki berusia 19 tahun. Andy kian berani dengan canda vulgarnya, dan berusaha terus mengilik si remaja untuk blak-blakan menceritakan kisahnya sebagai PSK laki-laki dan gigolo dengan pasar 40 % perempuan dan 60% laki-laki ( Tapi versi narator di film pendek yang diputar 70% pelanggannya adalah laki-laki).


Andi dengan leluasa mengekspresikan ke'kagumannya' atas "bualan" si anak yang katanya biasa dibayar 2-15 juta perorang, dan sehari ia biasa melayani sekitar 3 orang. Tragisnya lagi, cerita MENGERIKAN yang diungkapkan si anak yang merupakan berita duka untuk bangsa ini, justru harus diberi applause saban si nara sumber selesai mengobral kisah yang itu kian seru dan kian seru.


Andi tak malu-malu mengumbar canda bahwa ia ngiri dengan gigolo bau kencur ini, dan ini adalah sesuatu yang ia juga impikan di masa muda, di saat masuk dalam obrolan bagaimana mereka 'main dalam mobil dengan beberapa orang gadis. Sungguh-sungguh ini lawakan yang menjijikkan, dan sangat melukai perasaan kita sebagai orang tua, dan tentunya melukai perasaan orang-orang beragama dan BERADAB.


Saya benar-benar gelisah di antara tawa gaduh ratusan mahasiswa dan anak muda yang diundang hadir, sembari sesekali menatap kawan-kawan, termasuk bu Elly yang juga tak dapat menyembunyikan kegelisahan beliau. Saat BREAK, ketua Kowani Ibu Dewi Motik mengingatkan Andy, bahwa sangat tak layak meminta orang bertepuk tangan untuk sesuatu yang memprihatinkan. Berulang-ulang beliau mengatakan merasa didzalimi. Saya juga meminta Andy untuk lebih memberi ruang kepada bu Elly sebagai peringatan kepada masyarakat, terutama anak-anak, agar tidak melakukan kesalahan yang sama. (Saya malahan berharap kehadiran kawan-kawan aktifis yang juga berprofesi sebagai dokter spesialis penyakit kelamin dapat dijadikan sebagai info tambahan, bagaimana situasi dan data-data mengerikan di balik ruang prakteknya ).


Ekspektasi saya waktu itu, sebagai host yang bijak, Andy akan meminta masukan dari para pakar yang banyak hadir, bagaimana baiknya ending acara ini agar tidak disalah pahami, dan pesan yang disampaikan membawa manfaat untuk masyarakat, terutama anak mudanya agar jangan sekali-sekali meniru dan mengulangi kesalahan yang sama.


Duh….Alih-alih meminta saran, rasanya sungguh tak percaya, Andy terkenal dengan citranya yang 'baik' malah mengusir saya dari ruangan. Waktu Ibu Dewi Motik meninggalkan ruangan sembari mengucapkan kata-kata yang kurang lebih seperti ini…. "Maaf Andy, saya terpaksa meninggalkan ruangan ini, karena saya dizalimi. Saya pikir yang jadi nara sumber Ibu Elly, tapi ternyata anda memaksa kami untuk bertepuk tangan di tengah cerita yang menyedihkan dari anak-anak PSK ini ". Saya lihat Andy Noya dengan wajah tegang mempersilakan bu Dewi Motik yang memang sudah berjalan pergi, untuk meninggalkan ruangan. Lalu sutradara mengingatkan "Lihatlah acara ini dengan utuh". Ibu Elly Risman juga berusaha menenangkan dengan mengatakan bahwa nanti di babak akhir acara beliau akan mengingatkan masyarakat.


Biar ruangan tidak semakin gaduh, saya mencoba menyabarkan diri dengan bilang "Ya sudah kalau begitu, saya tetap akan di sini, dan berharap semoga acara berjalan seperti yang dijanjikan"


Tak dinyana tak diduga, eh Andy dengan kasar justru berulang-ulang bilang "Ibu juga ….Ibu harus pergi dari sini, kan ibu sudah tak tahan kan…ibu harus pergi…Ibu harus pergi !!"


Otomatis sayapun mengikuti langkah Dewi Motik, disusul 2 orang petinggi Kowani lainnya, setelah memohon pamit kepada Ibu Elly Risman dan mensupport agar beliau tidak lupa menyampai pesan, betapa bahayanya pornografi dan seks bebas.(Jujur saat itu saya menangis dalam hati, memohon ampun sama Allah jika saya pernah melakukan kedzaliman kepada orang lain…dan beginilah rasanya menjadi pecundang hina dina)


sumber



Tanggapan ANDY F.NOYA atas "PENGUSIRAN" Penonton di KICK ANDY


kick andySeorang penonton di acara rekaman KA menulis di blognya bahwa saya "mengusir" yang bersangkutan dari studio. Dalam tulisannya, penonton tersebut lalu menghakimi saya dengan sederet "dosa" yang saya perbuat pada saat itu. Termasuk penilaian atas pribadi saya.


Pada mulanya, saya enggan menanggapi dan juga meminta teman-teman di tim KA untuk tidak memberi tanggapan. Namun melihat perkembangan yang ada, maka ijinkanlah saya menjelaskan duduk perkara versi saya agar Anda mendapatkan gambaran yang lebih utuh atas insiden tersebut.


PERTAMA, dalam rekaman dengan topik "Ancaman Seks Bebas di Kalangan Remaja" malam itu, penonton tersebut bukan penonton yang diundang langsung oleh Tim KA, melainkan penonton yang diundang oleh Ibu Elly Risman, salah satu narasumber kami saat itu.

Selama ini kepada setiap penonton KA yang akan hadir dalam rekaman, kami selalu menyampaikan lebih dulu topik yang akan diangkat, siapa saja narasumber, dan apa tujuan diangkatnya topik tersebut. Hal ini sudah kami lakukan hampir lima tahun sebagai aturan baku guna menghindari kesalahpahaman. Artinya jika ada yang kurang sreg dengan topik yang diangkat, maka dia bisa membatalkan kehadirannya. Hal itu juga dilakukan untuk menghindari adanya anak-anak yang dibawa orangtuanya untuk menonton topik yang tidak tepat.

Dalam konteks ini, mungkin penonton tersebut tidak mendapat gambaran yang jelas atau utuh tentang topik dan tujuan diangkatnya topik tersebut. Pada hari itu. Hal ini diperkuat dari pengakuannya di blog, bahwa dia hadir tanpa direncanakan, melainkan atas desakan Ibu Elly.

Pada rekaman malam itu, pengamanan bahkan lebih kami perketat dengan membatasi hanya mahasiswa dan orang dewasa yang boleh hadir di studio. Remaja SMA ke bawah dilarang. Komitmen tersebut dijalankan dengan baik malam itu.


KEDUA, pada setiap topik kami bagi dalam enam segmen. Setiap segmen berisi pesannya masing-masing. Biasanya konklusi atau pesan moral yang akan disampaikan, diutarakan di segmen lima dan enam. Segmen awal biasanya untuk mengungkapkan fakta-fakta.


KETIGA, pada saat segmen tiga berakhir, dimana saat itu narasumber yang tampil adalah remaja pria (19 tahun) yang terjerumus dalam seks bebas dan bahkan seks komersial, tiba-tiba Ibu Dewi Motik yang hadir sebagai penonton yang diundang oleh Ibu Elly Risman melakukan interupsi. Dia mengatakan dia dizolimi dengan kehadiran anak remaja tersebut sembari menegaskan dia datang ke acara KA untuk mendengarkan Ibu Elly, bukan mendengarkan pernyataan narsum tersebut.

Karena Ibu Dewi Motik (yang datang terlambat) berkali-kali menyatakan dia telah dizolimi, maka saya mempersilakan Ibu Dewi untuk meninggalkan studio jika dia merasa tidak nyaman dengan narsum yang sedang saya wawancarai.


KEEMPAT, Ibu Dewi Motik meninggalkan Studio. Lalu tiba-tiba seorang penonton berdiri dan dengan suara lantang menyatakan hal yang sama dengan Ibu Dewi Motik. Dia mengatakan datang ke studio untuk mendengarkan Ibu Elly dan bukan untuk mendengarkan "bualan" remaja tersebut. Kepada penonton tersebut saya menjelaskan agar dalam mengikuti rekaman malam itu sebaiknya melihatnya secara utuh, jangan sepotong-sepotong, agar bisa dipahami. Sebab saat itu rekaman baru berjalan tiga segmen dari enam segmen.


KELIMA, Saya melihat penonton tersebut tetap menunjukkan raut wajah tak senang. Dalam waktu yang terbatas tentu saya tidak bisa menjelaskan secara detail, mengingat saya juga harus memperhatikan kepentingan 500-an penonton lain yang tentu ingin rekaman berjalan lancar dan tepat waktu. Maka, kepada penonton tersebut saya mengatakan jika dia merasa terganggu silakan meninggalkan studio.


KEENAM, saya baru mengetahui begitu banyaknya "dosa" saya di mata penonton tersebut setelah saya membaca tulisannya di blog. Pada saat ybs protes, yang dia persoalkan adalah mengapa Ibu Elly Risman, sahabat beliau, tidak duduk di atas panggung tetapi hanya dijadikan "aksesoris" dengan duduk di antara penonton.

Tanpa sadar, ybs telah merendahkan Ibu Elly dengan pernyataannya tersebut. Seakan Ibu Elly begitu naif untuk mau dipajang sebagai "aksesoris" dalam acara KA, mengingat prestasi dan kepakaran beliau yang sudah kita kenal selama ini. Penonton tersebut juga menyesalkan mengapa Ibu Elly hanya didudukan di kursi penonton dan cuma ditanya singkat.

Kesimpulan yang tentu terlalu dini, mengingat acara baru berjalan tiga segmen dari enam segmen yang direncanakan. Dalam rundown yang kami siapkan, Ibu Elly sudah diplot untuk berbicara di tiga segmen (2, 4, dan 6). Hal ini juga sudah diketahui dan disetujui oleh Ibu Elly, bahkan dalam briefing sebelum rekaman, poin-poin apa yang akan disampaikan pada setiap segmen sudah didiskusikan dengan Ibu Elly. Termasuk tempat duduk Ibu Elly diantara penonton. Soal format tempat duduk bagi narsum ahli diantara penonton, sudah lima tahun lamanya dilakukan di KA. Saya mencoba memahami mungkin penonton tersebut belum pernah menonton KA sehingga tidak mengetahui format ini. Atau mungkin terlalu bersemangat mendukung Ibu Elly.

Pada saat penonton tersebut protes soal ini, Ibu Elly baru berbicara satu segmen. Saya hanya tersenyum membaca tulisan ybs di blognya bahwa setelah dia protes, baru Ibu Elly kami beri porsi bicara cukup banyak. Ibu Elly tentu bisa menjelaskan hal ini karena beliau mengetahui bahwa sejak awal beliau memang sudah diplot untuk tiga segmen. Ini jumlah yang banyak mengingat biasanya pakar yang tampil di KA mendapat porsi dua segmen saja. Karena penonton tersebut katanya juga seorang broadcaster yangpernah belajar televisi di Amerika, tentunya juga paham bagaimana sebuah rundown acara televisi disiapkan.


KETUJUH, penonton tersebut juga mengaku tidak sudi diperintah untuk tepuk tangan bagi sesuatu yang menurut dia harusnya ditangisi. Jujur saya baru tahu soal tepuk tangan ini menjadi persoalan dari tulisan ybs di blognya. Pada saat di studio, masalah ini sama sekali tidak diucapkan sebagai alasan keberatan.

Jika saja ybs tidak emosional dan mengikuti rekaman dengan kepala dingin dan berpikiran positif, maka dia dapat memahami tujuan tepuk tangan. Selama ini tepuk tangan di KA biasanya diberikan ketika narasumber memberikan pernyataan yang perlu mendapat penghargaan atau dukungan.

Dalam konteks rekaman malam itu, di ujung segmen remaja putri yang jadi narsum mengatakan dia menyesali apa yang sudah terjadi pada dirinya dan dia berjanji untuk meneruskan sekolahnya guna menggapai cita-citanya. Begitu pula halnya remaja putra yang jadi narsum, ketika ditanya oleh Ibu Elly apakah dia menyesali perbuatannya, maka dia menyatakan menyesal. Di situlah peran tepuk tangan diletakkan pada konteksnya. Jadi, pernyataan penonton tersebut mengatakan "mengapa dia harus bertepuk tangan untuk berita yang kami tangisi", mungkin perlu diletakkan secara proporsional.


KEDELAPAN, dalam blognya, penonton tersebut mengatakan dia "Saya juga meminta Andy untuk lebih memberi ruang kepada Ibu Elly sebagai peringatan kepada masyarakat, terutama kepada anak-anak, agar tidak melakukan kesalahan yang sama". Perlu saya tegaskan, dalam rekaman yang saya coba putar kembali, pernyataan semacam itu tidak ada sama sekali. Waktu itu semua berjalan sangat cepat. Yang ada hanya ucapan lantang penonton tersebut bahwa dia ke studio untuk mendengarkan Ibu Elly, bukan mendengarkan pernyataan (dalam blognya disebut "bualan") narsum remaja putra tersebut. Jadi sebaiknya jangan ada dusta diantara kita (hehehe maaf menyitir syair lagu).


KESEMBILAN, penonton tersebut menuduh "semua pertanyaan2 hanya memancing jawaban yang seolah-olah memberikan pesan bahwa Seks bebas adalah sesuatu yang lumrah bagi remaja." Untuk tuduhan ini, biarlah masyarakat penonton nanti yang menilai pada saat acara ini ditayangkan.


KESEPULUH, penonton tadi menuduh KA tidak melindungi kedua narsum remaja tersebut. Sekadar info, ini bukan pertama kali KA menghadirkan narsum yang identitasnya harus kami rahasiakan. Untuk kedua remaja itu, pengamanan yang kami lakukan bahkan berlapis. Pertama, sebelum meminta kesediaan mereka untuk menjadi narsum, kami menjelaskan kpd mereka tujuan dari topik yg hendak diangkat. Kedua, meminta persetujuan mereka. Ketiga, menyamarkan wajah mereka dengan topeng dan rambut palsu. Keempat, menggunakan nama samaran. Kelima, dalam post production, sebelum ditayangkan, suara narsum akan disamarkan juga.

Masalah nama. Sebelum rekaman kedua narsum setuju menggunakan nama samaran mereka sendiri, yang mereka pakai saat menjalankan profesi sebagai pekerja seks komersial. Namun menjelang rekaman, atas inisiatif saya, saya meminta kepada Tim KA agar nama samaran itu disamarkan lagi dengan panggilan "Bunga" dan "Justin".

Karena keterbatasan waktu utk mengubahnya saat itu juga, maka Tim KA akan mengubahnya pada saat post production, sebelum ditayangkan. Karena itu, pada saat rekaman, narasi di video tape masih menggunakan nama lama (yang sebenarnya nama samaran juga). Begitu pula ada ucapan narsum dan saya yang keceplosan menyebut nama samaran yang lama.

Sebenarnya jika toh ,diteruskan tidak berisiko. Tapi, kepada penonton yang hadir, saya meminta agar mereka mengabaikan nama yang keceplosan itu, karena dalam penayangan di televisi kami akan memakai nama "Bunga" dan "Justin"

Bahkan untuk meyakinkan niat baik itu, saya bertanya kepada seluruh penonton, "Siapa nama narsum?" Lalu dijawab dengan lantang dan serentak: "Bungaaaa"! dan "Justiiiiin"!. Secara tidak langsung, saya ingin agar diantara kami yang hadir di studio, ada kesepakatan bahwa soal nama menjadi rahasia bersama. Dan saya yakin komitmen ini akan dijaga oleh para penonton yang hadir. Kalaupun ada yang ingkar, maka nama yang keceplosan itu toh nama samaran.


KESEBELAS, masih soal keamanan narsum. Penonton yang marah dan kecewa tersebut masih menuduh saya tidak melindungi narsum karena dia memergoki narsum tadi di depan pintu saat menunggu mobil untuk diantar pulang. Saya berterima kasih atas masukan ini. Lain kali kami lebih berhati-hati, karena bisa saja kami sudah merasa aman, karena penonton semua sudah berada di studio, tapi ternyata ada penonton yang tiba-tiba keluar studio sebelum rekaman usai sebagaimana Ibu Dewi Motik dan penonton tersebut. Ini kejadian di luar perkiraan. Sekali lagi terima kasih atas masukannya.


KEDUABELAS, mengenai joke atau lelucon saya yang dianggap tidak pantas. Saya minta maaf jika itupun tidak berkenan di hati ybs. Dari pengalaman saya sebagai jurnalis selama hampir 30 tahun, tidak mudah membuat narsum (terutama untuk topik yang sensitif atau sulit) merasa rileks untuk menjawab pertanyaan saya.

Karena kabarnya penonton yang kecewa tersebut juga seorang jurnalis, maka tentu ybs sangat memahami hal ini. Saya harus mampu mencairkan suasana agar kedua remaja menjadi santai dan tidak merasa dihakimi di depan penonton. Untuk itu saya melontarkan candaan yang tentu tidak dimaksudkan untuk menghina atau menyakiti hati mereka. Sebab jika penonton yang kecewa tersebut mengikuti dengan seksama perjalanan KA selama hampir lima tahun, maka tentu prasangka itu tidak akan dilontarkan. Tetapi jika itupun salah di mata ybs, ijinkan saya meminta maaf.


KETIGABELAS, penonton tersebut mengatakan KA megangkat topik tersebut "hanya semata-mata mengikuti selera pasar". Perlu saya jelaskan, topik itu berangkat dari pertemuan Tim KA dan Ibu Elly Risman yang datang ke Metro TV bersama sejumlah pengurus Yayasan Kita dan Buah Hati. Dalam pertemuan itu Ibu Elly menyampaikan kerisauannya atas semakin merebaknya pornografi di kalangan anak-anak dan remaja. Ibu Elly mengharapkan dukungan KA untuk memerangi pornografi di kalangan anak dan remaja.

Gerakan semacam itu sangat sejalan dengan "roh" KA. Maka dari pertemuan itu, lahir komitmen antara tim KA dan Tim Yayasan Kita dan Buah Hati untuk bersama-sama melakukan gerakan perlawanan terhadap pornografi, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Bahkan dalam pertemuan tersebut saya berjanji akan membantu mencarikan dana dan bersama-sama melakukan penyuluhan kepada orangtua murid dan guru di sekolah-sekolah (bahkan KA Foundation sdh mempersiapkan dua tenaga fulltime yang kami rekrut untuk mendukung komitmen tersebut).

Sebagai wujud awal dari komitmen itu, Tim KA lalu melakukan riset untuk mengangkat topik tersebut di KA. Hasil temuan kami, Komnas Anak dan BKKBN baru-baru ini mengeluarkan hasil riset yang mengejutkan: terjadi peningkatan jumlah remaja yang sudah mengakses pornografi pada usia dini. Juga meningkatnya remaja yang melakukan hubungan seks pra nikah. Komnas anak juga menengarai kecenderungan jumlah remaja yang sudah tidak perawan. (Hasil temuan kedua lembaga tersebut sudah dipublikasikan secara luas).

Jadi, dasar diangkatnya topik ini bukan mengikuti "selera pasar", tapi justru bertujuan mengingatkan para orangtua terhadap ancaman seks bebas pra nikah di kalangan remaja. Tidak terbatas pada remaja putri, tapi juga remaja pria. Karena itu kami juga menampilkan narsum remaja pria juga. Sayang ybs sudah keburu marah dan menghakimi, padahal pada segmen berikutnya ada juga narsum anak dan ibu yang kami tampilkan.


KEEMPATBELAS, dalam wawancara dengan narsum remaja putri, remaja ini menyebutkan ada anggota dua lembaga terhormat yang juga menggunakan jasanya. Pernyataan itu tentu mengejutkan. Saya mempertanyakan dari mana dia yakin bahwa orang-orang tersebut dari kedua lembaga itu. Dia menjawab dari kartu anggota mereka. Saya lalu menimpali bahwa kartu anggota tidak bisa dijadikan bukti karena mudah dipalsukan.

Dalam wawancara, saya selalu mencoba menggali informasi selengkap mungkin. Tapi dalam penayangannya nanti, tentu tidak semua patut atau layak ditayangkan. Ada banyak hal yang akan jadi pertimbangan. Termasuk nama kedua lembaga yang disebut oleh narsum remaja tersebut tentu tidak akan kami tayangkan karena tidak ada relevansinya dengan topik. Namun sangat disayangkan penonton tersebut dalam blognya secara terbuka menyebutkan kedua lembaga tersebut di ranah publik. Jadi, itu di luar tanggung jawab moral kami jika nama kedua lembaga itu sekarang ini diketahui publik secara luas.


KELIMABELAS, pada malam itu, ada penonton dari Yayasan Kita dan Buah Hati mengusulkan (dengan cara yang santun) agar pada waktu ditayangkan nanti, jumlah penghasilan para narsum itu diedit (dihapus), dengan alasan agar tidak mendorong remaja-remaja lain untuk mendapatkan uang dengan cara itu. Dalam rapat evaluasi (sesudah rekaman kami selalu mengadakan evaluasi), usulan itu disetujui. Artinya jumlah penghasilan kedua remaja itu tidak kami tayangkan. Namun lagi-lagi sangat disayangkan di dalam blognya, penonton yang marah dan kecewa tersebut justru secara terbuka mengungkapkan penghasilan kedua remaja tersebut.

Jika ybs benar adalah jurnalis dan broadcaster, tentu memahami cara kerja orang pers/media dimana materi yang kita peroleh dalam wawancara, tidak semuanya patut dipublikasikan. Ada proses editing dan pertimbangan yang harus dilalui. Begitu pula halnya di dalam kebijakan program KA.


KEENAMBELAS, dalam tulisan di blognya, ybs melakukan sejumlah penilaian terhadap saya pribadi. Antara lain saya dituduh karena sudah merasa hebat, tidak siap dikritik/diingatkan. Juga dia mengatakan saya merasa hebat karena sudah menghina dan melecehkan orang lain. Saya juga dikatakan konyol dan secara tidak langsung tidak beradab (karena ucapan-ucapan saya katanya telah melukai orang-orang beragama dan beradab). Untuk yang ini saya enggan berkomentar. Biarlah masyarakat yang menilai.


KETUJUHBELAS, penonton tersebut mengaitkan wawancara saya dengan upaya Metro TV untuk mencoreng wibawa pemerintah. Karena saya tidak memahami korelasinya dan tidak berhak mengatasnamakan Metro TV, maka saya mohon maaf tidak bisa menjawab tuduhan ini. Saya hanya bisa berharap dan berdoa Metro TV tidak menggugat ybs secara hukum atas tuduhan ini karena ybs harus bisa membuktikan tuduhan tersebut.


KEDELAPANBELAS, dalam tulisan di blognya, penonton tersebut mengutip SMS yang dikirim Ibu Elly Risman kepadanya, untuk mendukung semua argumentasi yang dia lontarkan di blognya. Saya sudah bertemu Ibu Elly Jumat malam di Citos, untuk mengklarifikasi SMS tersebut. Sebab bagi saya penting sekali karena Ibu Elly adalah narsum di acara itu yang kredibilitasnya harus saya jaga. Kepada saya dan Tim KA, malam itu Ibu Elly mengaku sudah menyatakan keberatan dan kekecewaannya kepada sahabatnya itu, bahwa pernyataan yang bersifat pribadi (melalui SMS) dikutip untuk memperkuat argumentasi ybs, dan dipublikasikan di ruang publik (melalui blog ybs). Suatu tindakan yang tentu tidak terpuji.

Dalam pertemuan malam itu Ibu Elly juga menceritakan banyak hal dan juga latar belakang dan penyesalannya. Tetapi tentu tidak dapat saya sampaikan di sini, kepada publik, karena saya menghormati privasi orang.


KESEMBILANBELAS, dalam blognya, nama saya ditulis oleh ybs memakai dua versi. Andi F. Noya dan Andy F. Noya. Agar tidak membingungkan, nama yang diberikan orangtua saya yang benar adalah Andy F. Noya.


KEDUAPULUH, dari semua kejadian ini, saya mengambil hikmah yang positif. Pertama, jangan berpikir semua orang yang hadir di KA sudah memahami "roh" KA. Kedua, bagi yang bukan undangan langsung dari Tim KA, tetap perlu diberi informasi tentang tujuan topik yang sedang direkam. Ketiga, jangan "mengusir" orang yang mengganggu acara rekaman KA, walau harus mengorbankan kepentingan 500-an penonton lain di studio. Keempat, saya belajar kalau melihat suatu persoalan, sebaiknya secara utuh baru mengambil kesimpulan. Kelima, saya belajar untuk tidak menulis perasaan saya ketika saya marah. Kelima, dan ini yang paling penting, saya belajar jangan menilai kepribadian orang yang tidak saya kenal sebelumnya, hanya dengan bertemu kurang dari satu jam.


KEDUAPULUHSATU penonton tersebut mengatakan acara molor 2 jam. Mungkin ini pertama kali ybs hadir di acara rekaman KA. Sekadar informasi, sudah lima tahun tatacara rekaman KA ya seperti itu. Tamu mulai berdatangan jam 5 sore. Karena sebagian besar dari luar kota. Sambil beristirahat menunggu rekaman dimulai, tamu akan disuguhi jajanan dan minuman, sembari mendengarkan alunan musik dari band yang sengaja kami undang untuk menghibur. Setengah jam sebelum rekaman dimulai, penonton masuk studio. Sambil menunggu penonton menempati bangku dan persiapan narsum, penonton dihibur oleh band yang berbeda. Kemudian semua hadirin di studio bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya (tradisi ini sudah berjalan tiga tahun lebih). Setelah itu, host (Andy F Noya) akan menjelaskan topik dan pesan moral yang ingin disampaikan. Setelah itu rekaman dimulai.


Demikian penjelasan versi saya atas peristiwa "pengusiran" yang terjadi di acara rekaman KA agar Anda mendapatkan gambaran yang lebih utuh. Saya dan Tim KA juga mencoba melihat persoalan ini dari sisi positif, yakni agar kami lebih berhati-hati di kemudian hari.


Salam,

Andy F. Noya

BCA Melebarkan Sayap ke Bidang Bakso !


Ikan Bermata Empat Ditemukan di Jambi !

MUARA BULIAN, TRIBUN - Seekor ikan aneh ditemukan Abbas, warga Dusun Tengah, Desa Rambutan Masam, Kecamatan Muara Tembesi, Batanghari. Keanehan ikan itu terletak pada jumlah bola mata yakni ada empat, serta warna kulitnya yang memiliki corak unik menyerupai batik.


Abbas menyebut, ikan itu ditemukannya awal Januari lalu saat sedang menjala di Sungai Batanghari di dekat rumanya. Saya sangat kaget melihat ikan itu tersangkut di jala. Saya lihat bentuknya sangat aneh, dan saya belum pernah melihat ikan seperti itu sebelumnya," kata Abbas, Senin (17/1).



Ikan yang panjangnya sekitar 20 sentimeter dengan lebar sekitar 6 sentimeter itu memiliki empat buah mata. Dua matanya terletak pada posisi mata pada umumnya, sedangkan dua mata lainnya berada di sekitar setengah sentimeter di bawahnya. Ukuran mata yang di bawah lebih kecil daripada mata di atas.


Bentuk kepalanya menyerupai lele. Namun, pada ikan unik itu, ada sisik di bagian kepala dan seluruh badannya. Warna sisinya didominasi warna hitam dan dihiasi garis tanpa aturan berwarna kuning.

Saat diraba, sisiknya sangat keras, tidak seperti sisik ikan pada umumnya. Pemiliknya menyebut kombinasi garis dan warna itu mirip corak kain batik.


Abbas menceritakan, sebelum menemukan ikan itu, anaknya bernama Budi (25) bermimpi mendapat ikan sebanyak enam ekor. Anak saya bermimpi mendapat ikan enam ekor.

Awalnya saya tidak terlalu menghiraukannya. Keesokannya, saat saya menjala ikan, saya langsung mendapat ikan ini," ucapnya sembari menunjuk ikan yang kini dipeliharanya di dalam sebuah baskom itu.


Abbas menduga, mimpi anaknya ada kaitannya dengan ikan yang ditemukannya. Mungkin semacam pesan supaya kami memeliharan dan menjaga ikan ini," ujarnya.

Tetangganya, sebutnya, juga berpesan agar ikan itu dijaga baik-baik. Mungkin ikan ini akan membawa keberuntungan bagi keluarga kami kalau dipelihara baik-baik," kata pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani dan penjala ikan itu.


Selain itu, keanehan lainnya yang disebutnya adalah, dari tempat ikan itu dipelihara, saat malam hari terdengar suara seperti anak kecil yang sedang main air. Bukan hanya saya yang mendengarnya, tapi juga anggota keluarga semuanya," ungkapnya.


Sejak ditemukan dan dipelihara didalam baskom, ikan itu sebut Abbas belum pernah mau makan. Ia telah memberikan makanan berupa cacing, lumut, hingga serpihan roti, namun tak ada yang dimakan ikan yang disanjung-sanjungnya itu. Tapi anehnya, sudah dua minggu saya pelihara, ikan ini tak mati walau tak mau makan," katanya.


Kabar tentang ikan aneh itu sendiri telah beredar di masyarakarat sekitarnya. Setiap hari, warga datang hanya untuk melihat keanehannya. Sudah banyak yang datang, dan bahkan sudah pernah ada yang menawar Rp 500 ribu, tapi saya tolak," jelasnya.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Uang Masuk ke Rekening Tiap Menit