Praktik curang dalam Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Dasar (SD) berhasil ditemukan di SDN Gadel 2 Kota Surabaya. Praktik curang tersebut terbukti dilakukan dengan perencanaan lantaran adanya gladi resik sebelum ujian. Kepala Sekolah dan guru wali kelas pun terancam dipecat.
Bukti perencanaan praktik curang dalam UN tersebut ditemukan oleh tim independen yang dibentuk Pemerintah Kota Surabaya untuk menelusuri kecurangan selama UN. Tim tersebut meminta keterangan dari seorang siswa berinisial AI yang ditengarai telah memberikan contekan kepada seluruh peserta UN dari sekolahnya lantaran disuruh guru wali kelas.
"Dari keterangan AI, sore hari saat jam tambahan di sekolah sebelum hari H ada gladi resik mencontek. AI terpaksa memberikan contekan itu kepada teman-temannya, " ungkap anggota tim dari akademisi Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Daniel M Rosyid, Ahad (5/6).
Daniel mengungkapkan AI telah dipaksa memberikan contekan. Pemaksaan tersebut dilakukan guru dengan menyatakan memberi contekan sebagai upaya membalas budi bagi guru. "Guru saya yang menyuruh memberikan contekan. Sebelum UN, dia bilang kapan lagi saya bisa membalas budi para guru dan apa saya tidak kasihan kalau teman yang lain tidak lulus, " ujar AI yang ditirukan Daniel.
Selain itu, tim yang terdiri dari akademisi, Dewan Pendidikan Jatim, dan praktisi hukum tersebut menemukan adanya praktik intimidasi (bullying) terhadap AI dari guru serta sesama teman. Sebelumnya, orang tua AI melaporkan adanya praktik kecurangan tersebut ke Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Karena itu, tim tersebut merekomendasikan agar keluarga AI dilindungi pihak kepolisian.
Anggota tim idependen lainnya, Kresnayana Yahya mengatakan praktik kecurangan tersebut terjadi lantaran ada masalah dalam komunikasi. Ujian nasional telah menciptakan tekanan kepada para siswa sehingga mereka merasa ketakutan menolak perintah guru. "Ujian Nasional menciptakan pressure buat siswa dan sekolah, " ujarnya.