CEO Google Eric Schmidt tampaknya lebih tertarik dalam menjaga perdamaian dengan China daripada dengan Apple Inc dan rivalnya di segmen pasar ponsel yang memang berkembang pesat.
SAN FRANCISCO - CEO Google Eric Schmidt tampaknya lebih tertarik dalam menjaga perdamaian dengan China daripada dengan Apple Inc dan rivalnya di segmen pasar ponsel yang memang berkembang pesat.
Pasalnya Schmidt telah melakukan beberapa kali perbincangan dengan utusan dari pemerintah China mengenai masa depan perusahaannya di negeri Tirai Bambu tersebut. Terlebih saat ini Google tertarik untuk mengembangkan pasar ponsel cerdasnya di negara tersebut.
Seperti diketahui, Google berdebat dengan para pejabat China selama dua bulan sebelum menemukan cara untuk menghentikan sensor hasil pencariannya di negeri tersebut tanpa meninggalkan salah satu pasar utama internet mereka. Sejak akhir bulan Maret, Google telah mengarahkan permintaan pencarian dari China daratan ke Hong Kong.
Meskipun beberapa investor khawatir keputusan akan membuat bisnis Google berjalan pincang, namun Schmidt meyakini bahwa cara seperti ini tampaknya menjadi stabil. Namun demikian, dia mengingatkan hal-hal yang bisa berubah cepat jika pemerintah China menjadi lebih 'antagonis'.
"Seperti diketahui, perusahaan ingin bekerja dengan semua pengembang perangkat lunak dan produsen perangkat genggam yang ingin menggunakan sistem operasi Android," katanya, seperti dikutip Seattle PI, Jumat (14/5/2010).
Dan menurut Schmidt, menjaga hubungan baik dengan China setelah peristiwa hengkangnya unit mesin pencari Google, tidak membuat mereka menjadi renggang dalam memasarkan ponsel cerdas berbasis Android. "Itu bukan masalah," katanya.
Ketegangan antara Google dan Apple telah berkembang karena mereka bersaing untuk menjual perangkat mobile, layanan dan iklan.
SAN FRANCISCO - CEO Google Eric Schmidt tampaknya lebih tertarik dalam menjaga perdamaian dengan China daripada dengan Apple Inc dan rivalnya di segmen pasar ponsel yang memang berkembang pesat.
Pasalnya Schmidt telah melakukan beberapa kali perbincangan dengan utusan dari pemerintah China mengenai masa depan perusahaannya di negeri Tirai Bambu tersebut. Terlebih saat ini Google tertarik untuk mengembangkan pasar ponsel cerdasnya di negara tersebut.
Seperti diketahui, Google berdebat dengan para pejabat China selama dua bulan sebelum menemukan cara untuk menghentikan sensor hasil pencariannya di negeri tersebut tanpa meninggalkan salah satu pasar utama internet mereka. Sejak akhir bulan Maret, Google telah mengarahkan permintaan pencarian dari China daratan ke Hong Kong.
Meskipun beberapa investor khawatir keputusan akan membuat bisnis Google berjalan pincang, namun Schmidt meyakini bahwa cara seperti ini tampaknya menjadi stabil. Namun demikian, dia mengingatkan hal-hal yang bisa berubah cepat jika pemerintah China menjadi lebih 'antagonis'.
"Seperti diketahui, perusahaan ingin bekerja dengan semua pengembang perangkat lunak dan produsen perangkat genggam yang ingin menggunakan sistem operasi Android," katanya, seperti dikutip Seattle PI, Jumat (14/5/2010).
Dan menurut Schmidt, menjaga hubungan baik dengan China setelah peristiwa hengkangnya unit mesin pencari Google, tidak membuat mereka menjadi renggang dalam memasarkan ponsel cerdas berbasis Android. "Itu bukan masalah," katanya.
Ketegangan antara Google dan Apple telah berkembang karena mereka bersaing untuk menjual perangkat mobile, layanan dan iklan.