SEBAGAI SITUS jejaring sosial nomor satu di dunia saat ini, akhirnya Facebook mulai bereaksi menanggapi protes berbagai negara yang mengecam kontes kartun Nabi Muhammad yang berada di wilayah kekuasaan Facebook sendiri. Facebook menyatakan akan berjanji untuk mengisolasi isi daripada kontes tersebut agar tidak bisa bebas diakses, Kamis (20/05/2010).
Ini merupakan pendekatan yang dilakukan Facebook untuk mencegah pemblokiran yang lebih luas seperti yang telah dilakukan di Pakistan (klik di sini untuk mambaca Pakistan Memblokir Facebook!).
"Kami tengah menganalisis situasi dan pertimbangan hukumnya, dan akan mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu, mungkin termasuk membuat agar konten tersebut tidak bisa diakses pengguna dari Pakistan," ujar pernyataan Facebook yang dilansir AFP.
Sebagai gambaran, lanjut pernyataan Facebook, konten terkait NAZI ilegal di beberapa negara, namun bukan berarti konten tersebut dihapus sama sekali dari Facebook. Banyak perusahaan yang menggunakan cara tersebut sehingga konten tertentu bisa diakses di suatu negara, tapi konten lainnya tidak bisa di negara lain. Pendekatan seperti itulah yang akan diterapkan Facebook.
Facebook mengakui dengan jumlah pengguna mencapai lebih dari 400 juta saat ini, seringkali muncul topik yang kontroversial, menyerang, dan tidak akurat. Namun, hal tersebut tidak menutup ruang bagi mereka untuk menghentikan diskusi bersama.
Seperti dinyatakan Facebook, komentar dan konten tidak mungkin dihapus begitu saja kalau hanya berisi kritik terhadap budaya, negara, agama, gaya hidup, atau ideologi politik saja. "Kami sangat yakin bahwa para pengguna Facebook punya kebebasan untuk mengekspresikan opini mereka dan biasanya kami tidak menghapus konten, grup, atau halaman yang melawan negara, agama, politik, atau ideologi," ujar Facebook.