Selatan? Rogoh kocek Anda dan siapkan minimal Rp 50 juta. Namun,
dengan uang sebesar itu, Anda hanya bisa menonton satu laga. Itu pun
"hanya" untuk laga sekelas Spanyol versus Honduras di Grup H, salah
satu grup yang paling kurang menarik.
Ada plus-minus menonton sepak bola langsung di lapangan. Plusnya,
tentu saja, bisa menyaksikan tidak hanya seluruh peristiwa di lapangan
tanpa diedit siapa pun seperti halnya jika menonton lewat tayangan
televisi. Tetapi, juga bisa merekam dan merasakan denyut nadi semua
yang terjadi di dalam stadion. Lewat tayangan televisi, Anda tentu
tidak begitu jelas menangkap bunyi dentuman petasan yang dibunyikan
suporter Kroasia saat tim mereka menyikat Jerman 2-1 di Piala Eropa
2008 lalu atau asap kembang api mereka yang membuat mata pedas saat
Kroasia kalah dari Turki di perempat final turnamen yang sama.
Singkatnya, suasana keterlibatan dalam atmosfer pertandingan, itulah
kelebihan menonton langsung sepak bola di lapangan. Satu hal lagi yang
tidak boleh dilupakan adalah pengalaman. Minus menonton sepak bola
langsung di lapangan, yaitu tidak bisa menikmati tayangan ulang dan
detil-detil jalannya pertandingan yang biasa dieksploitasi televisi
untuk membakar emosi pemirsanya. Di stadion memang disediakan dua
layar besar di belakang gawang, tetapi biasanya tidak menayangkan
semua hal-hal kontroversial yang bisa menyulut kemarahan suporter.
Jika tidak melihat dengan cermat sepanjang 90 menit atau lebih,
menonton langsung di stadion bisa kehilangan momen-momen penting.
Kembali ke soal ongkos menonton langsung Piala Dunia. Bagaimana cara
membeli tiket nonton Piala Dunia? FIFA, penyelenggara Piala Dunia 2010
bersama Afrika Selatan, sebenarnya telah membuka penjualan tiket itu
jauh-jauh hari lewat situs mereka (www.fifa.com). Saat ini, fase
penjualan tiket lewat situs FIFA itu sudah memasuki fase keempat,
hingga 7 April nanti. Di luar jalur itu, pembelian tiket Piala Dunia
bisa dilakukan melalui agen resmi yang ditunjuk FIFA. Untuk Indonesia
dan kawasan Asia (minus China dan Jepang), agen itu dipegang "Ticket
Station".
Terkait hal itu, Direktur Pemasaran "Ticket Station" Sudjadi
Sudjianto, Selasa (16/3/2010) kemarin, menggelar jumpa pers di kantor
KONI, Jakarta, untuk menjelaskan seputar penjualan tiket menonton
Piala Dunia. Layanan menonton Piala Dunia yang ditawarkan jelas
berbeda dari menonton laga-laga sepak bola lainnya, yang tidak akan
sebanding dengan menonton sepak bola di Indonesia. Tiga paket mereka
tawarkan, yaitu kelas suite (nonton dari ruang kaca, lengkap dengan
buffet, wine, dll); kelas bisnis (kursi tribun kelas 1, dapat
makan-minum tetapi di ruang terpisah), dan kelas paviliun (dengan
sudut pandang yang tidak sebagus paket pertama dan kedua).
Sudjadi mengaku, pihaknya masih memiliki stok seluruh tiket dari total
52 pertandingan, mulai dari laga pembuka 11 Juni hingga partai final
11 Juli. Berapa harganya? Harga paling murah adalah 5.600 dollar AS
atau sekitar Rp 50,4 juta (dengan kurs Rp 9.000 per dollar AS). Itu
harga untuk satu lembar tiket nonton kelas paviliun untuk partai
Spanyol vs Honduras. Rinciannya, selain untuk beli tiket, biaya itu
juga untuk ongkos transport Indonesia-Afsel PP, penginapan hotel
bintang empat, konsumsi, wisata, dan akomodasi lainnya selama 5 hari 3
malam.
Kalau mau menonton laga penyisihan grup yang lebih bergengsi, harganya
lain lagi. Ada enam laga yang dikategorikan FIFA sebagai partai big
match, yaitu partai pembukaan Afrika Selatan vs Meksiko
(Johannesburg), Inggris vs Amerika Serikat (Rustenburg), Jerman vs
Australia (Durban), Brasil vs Pantai Gading (Johannesburg), Kamerun vs
Belanda (Cape Town), dan Portugal vs Brasil (Durban). Sudjadi tidak
memerinci, berapa harga menonton partai-partai big match itu.
Untuk kelas bisnis, sudah pasti harganya lebih mahal. Paket 6 hari 4
malam untuk dua laga (Belanda vs Denmark dan Brasil vs Korea Utara),
misalnya, harga dipatok 8.955 dollar AS (hampir Rp 81 juta). Itu baru
di babak penyisihan grup. Babak hidup-mati, lain lagi harganya dan
tentu lebih mahal. Untuk paket serupa kelas bisnis, menonton dua laga
babak 16 besar di Stadion Soccer City dan Ellis Park (keduanya di
Johannesburg), harga tiketnya 10.535 dollar AS (sekitar Rp 94,8 juta).
Dua partai semifinal, yang digelar dalam dua hari yang tidak bersamaan
di Cape Town dan Durban, harganya dibandrol 17.000-an dollar AS
(sekitar Rp 153 juta) untuk kelas bisnis dan 22.000 dollar AS (hampir
sekitar Rp 200 juta) untuk kelas suite atau sepadan dengan harga rumah
tipe sedang di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan.
Nah, bagaimana dengan pilihan Anda: nonton Piala Dunia langsung ke
Afrika Selatan atau cukup nonton lewat televisi yang akan menyiarkan
seluruh pertandingan secara langsung?
Samsul Hadi/wsn/kcm