Tak banyak yang mempublikasikan, keluarga bin Ladin ternyata kerap berkunjung dan tinggal di Yerusalem. Termasuk kemungkinan di dalamnya adalah Usamah bin Ladin.
Namun itu tidak terjadi saat ini. Karena, khususnya bagi Usamah yang kini menjadi musuh nomor satu Amerika Serikat dan sekutunya termasuk Israel, tentunya akan sulit sekali berkunjung ke wilayah yang kini dibawah kontrol zionis tersebut. Peristiwa itu terjadi ketika Usamah masih kanak-kanak atau di dekade 1960-an.
Ayah Usamah, Mohamed Awad bin Ladin, memiliki sebuah rumah yang cukup asri di Timur Laut Yerusalem. Rumah atau vila yang berdiri di atas lahan seluas 650 meter persegi itu memiliki 16 kamar tidur dan hanya berjarak lima kilometer dari Masjid Al Aqsa. Rumah itu tepatnya terletak di jalan menuju Ramallah dan Nablus.
Sebagai kontraktor ternama, ayah Usamah itu mulai membangun rumah tersebut pada 1962 ketika ditugasi pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk merenovasi Masjid Al-Aqsa. Walikota Shuafat, Abdul-Razeq Amouri, menceritakan pengalaman masa kecilnya tentang rumah keluarga bin Ladin itu.
Saat itu, Amouri masih kanak-kanak. Saat rumah itu dibangun, dia menceritakan, penduduk setempat begitu tertarik dengan beberapa hewan peliharaan keluarga Usamah yang dilepas di taman rumah. "Rumah kami menghadap taman rumah bin Ladin," katanya kepada Al Arabiya. "Ketika saya berumur enam atau tujuh tahun, saya ingat melihat dua rusa dan merak, juga ada ayam, kambing, dan ayam jantan."
Amouri mengungkapkan, ayah Usamah kerap datang ke rumah itu bersama anak-anaknya. Dia tak mengenali putra-putri keluarga bin Ladin tersebut. Namun tak tertutup kemungkinan, ujarnya, salah satu dari mereka adalah Usamah bin Ladin. Mohamed Awad bin Ladin memiliki 54 anak termasuk Usamah dari 22 orang istri.
Namun, keluarga bin Ladin tak terlalu lama memiliki rumah itu. Pada 1967, Israel menduduki Yerusalem. Setahun kemudian, negara zionis tersebut menyita rumah itu dan menjualnya. Tak sepeser pun hasil penjualan rumah itu diberikan kepada Mohamed Awad atau pun keturunannya.
Rumah tersebut kini dimiliki seorang pengacara Arab, Maain Khouri. Namun sebelum dibelinya, rumah itu dimiliki oleh keluarga Israel. Khouri membelinya seharga 900 ribu dolar AS pada 1994. "Saya telah menyelamatkan rumah tersebut dari tangan Israel dan saya tidak akan pernah menjual kepada mereka. Saya hanya mau menjualnya kepada orang Palestina seperti saya atau orang Arab," tegasnya.
Khouri merupakan keturunan dari ayah Palestina dan ibu Libanon. Selama bertahun-tahun, dia menolak berbicara kepada media massa sampai ia setuju diwawancari oleh Al Arabiya belum lama ini. Saat ini, peninggalan keluarga bin Ladin yang tersisa hanyalah dua buah kursi. Sepasang kursi itu masih dirawatnya.
Khouri tak akan menjual rumah itu kepada warga Israel. Dan bila ada warga Arab atau Palestina yang hendak membelinya, dia akan menjualnya seharga 8-10 juta dolar AS. Namun, jika ada anak bin Ladin yang menginginkan rumah itu, dia tanpa ragu akan memberikannya secara gratis. Dengan satu syarat, "Saya akan meminta mereka untuk mengubahnya menjadi museum yang berisi barang-barang dari ayah mereka.
Namun itu tidak terjadi saat ini. Karena, khususnya bagi Usamah yang kini menjadi musuh nomor satu Amerika Serikat dan sekutunya termasuk Israel, tentunya akan sulit sekali berkunjung ke wilayah yang kini dibawah kontrol zionis tersebut. Peristiwa itu terjadi ketika Usamah masih kanak-kanak atau di dekade 1960-an.
Ayah Usamah, Mohamed Awad bin Ladin, memiliki sebuah rumah yang cukup asri di Timur Laut Yerusalem. Rumah atau vila yang berdiri di atas lahan seluas 650 meter persegi itu memiliki 16 kamar tidur dan hanya berjarak lima kilometer dari Masjid Al Aqsa. Rumah itu tepatnya terletak di jalan menuju Ramallah dan Nablus.
Sebagai kontraktor ternama, ayah Usamah itu mulai membangun rumah tersebut pada 1962 ketika ditugasi pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk merenovasi Masjid Al-Aqsa. Walikota Shuafat, Abdul-Razeq Amouri, menceritakan pengalaman masa kecilnya tentang rumah keluarga bin Ladin itu.
Saat itu, Amouri masih kanak-kanak. Saat rumah itu dibangun, dia menceritakan, penduduk setempat begitu tertarik dengan beberapa hewan peliharaan keluarga Usamah yang dilepas di taman rumah. "Rumah kami menghadap taman rumah bin Ladin," katanya kepada Al Arabiya. "Ketika saya berumur enam atau tujuh tahun, saya ingat melihat dua rusa dan merak, juga ada ayam, kambing, dan ayam jantan."
Amouri mengungkapkan, ayah Usamah kerap datang ke rumah itu bersama anak-anaknya. Dia tak mengenali putra-putri keluarga bin Ladin tersebut. Namun tak tertutup kemungkinan, ujarnya, salah satu dari mereka adalah Usamah bin Ladin. Mohamed Awad bin Ladin memiliki 54 anak termasuk Usamah dari 22 orang istri.
Namun, keluarga bin Ladin tak terlalu lama memiliki rumah itu. Pada 1967, Israel menduduki Yerusalem. Setahun kemudian, negara zionis tersebut menyita rumah itu dan menjualnya. Tak sepeser pun hasil penjualan rumah itu diberikan kepada Mohamed Awad atau pun keturunannya.
Rumah tersebut kini dimiliki seorang pengacara Arab, Maain Khouri. Namun sebelum dibelinya, rumah itu dimiliki oleh keluarga Israel. Khouri membelinya seharga 900 ribu dolar AS pada 1994. "Saya telah menyelamatkan rumah tersebut dari tangan Israel dan saya tidak akan pernah menjual kepada mereka. Saya hanya mau menjualnya kepada orang Palestina seperti saya atau orang Arab," tegasnya.
Khouri merupakan keturunan dari ayah Palestina dan ibu Libanon. Selama bertahun-tahun, dia menolak berbicara kepada media massa sampai ia setuju diwawancari oleh Al Arabiya belum lama ini. Saat ini, peninggalan keluarga bin Ladin yang tersisa hanyalah dua buah kursi. Sepasang kursi itu masih dirawatnya.
Khouri tak akan menjual rumah itu kepada warga Israel. Dan bila ada warga Arab atau Palestina yang hendak membelinya, dia akan menjualnya seharga 8-10 juta dolar AS. Namun, jika ada anak bin Ladin yang menginginkan rumah itu, dia tanpa ragu akan memberikannya secara gratis. Dengan satu syarat, "Saya akan meminta mereka untuk mengubahnya menjadi museum yang berisi barang-barang dari ayah mereka.