Gara-gara rambut, Paris Hilton harus berhadapan dengan hukum. Perusahaan Hairtech International Inc. menggugat sosialita 29 tahun tersebut USD 35 juta (Rp 313 miliar) atas kelalaian menjalankan tugas sesuai kontrak yang sudah ditandatangani. Kelalaian yang dimaksud adalah Hilton malah mengenakan produk rambut sambungan dari perusahaan lain.
Dikutip dari Associated Press kemarin (12/8), menurut Hairtech, aktris pendukung dalam film House of Wax
Padahal, sekitar empat tahun lalu, Hilton dibayar USD 3,5 juta (Rp 31,3 miliar) untuk menjadi duta produk Hairtech. Tidak disebutkan dengan jelas hingga kapan kontrak tersebut berakhir.
Gugatan yang dimasukkan mencakup ketidakhadiran Hilton pada sebuah pesta launching perusahaan hair extension itu pada 2007. Meski saat itu Hilton tak bisa hadir karena harus mendekam selama 23 hari di penjara, Hairtech tak mau tahu. "Itu bukan urusan kami. Seharusnya, dia (Paris) hadir. Kalau dia masuk penjara karena ulah cerobohnya sendiri, itu adalah urusannya," tutur juru bicara perusahaan tersebut.
Khusus untuk gagal menghadiri pesta launching, Hairtech menggugat Hilton USD 6,6 juta (Rp 59 miliar). Menanggapi gugatan itu, baik telepon dan e-mail berisi permintaan konfirmasi kepada juru bicara Hilton, Dawn Miller, belum direspons.
Bukan kali ini saja Hilton bermasalah gara-gara promo produk. Pada 2008, produser film Pledge This! juga menggugat Hilton gara-gara dia dianggap alpa tidak mempromosikan film tersebut.
Tahun lalu, hakim memutuskan bahwa Hilton tidak harus membayar apa pun atas gugatan itu, terutama untuk mengganti biaya produksi film USD 8,3 juta (Rp 74 miliar). Namun, pengadilan belum memutuskan Hilton harus mengembalikan bayarannya, USD 1 juta (Rp 9,4 miliar), kepada produser film yang diputar di tak lebih dari dua lusin bioskop AS tersebut. (c8/ayi) tersebut itu telah melakukan wanprestasi dalam mengenakan dan mempromosikan produk mereka. Hilton juga dianggap berakrab-akrab dengan perusahaan pesaing pada 2008 dan terus mengenakan produk rambut tersebut.
Dikutip dari Associated Press kemarin (12/8), menurut Hairtech, aktris pendukung dalam film House of Wax
Padahal, sekitar empat tahun lalu, Hilton dibayar USD 3,5 juta (Rp 31,3 miliar) untuk menjadi duta produk Hairtech. Tidak disebutkan dengan jelas hingga kapan kontrak tersebut berakhir.
Gugatan yang dimasukkan mencakup ketidakhadiran Hilton pada sebuah pesta launching perusahaan hair extension itu pada 2007. Meski saat itu Hilton tak bisa hadir karena harus mendekam selama 23 hari di penjara, Hairtech tak mau tahu. "Itu bukan urusan kami. Seharusnya, dia (Paris) hadir. Kalau dia masuk penjara karena ulah cerobohnya sendiri, itu adalah urusannya," tutur juru bicara perusahaan tersebut.
Khusus untuk gagal menghadiri pesta launching, Hairtech menggugat Hilton USD 6,6 juta (Rp 59 miliar). Menanggapi gugatan itu, baik telepon dan e-mail berisi permintaan konfirmasi kepada juru bicara Hilton, Dawn Miller, belum direspons.
Bukan kali ini saja Hilton bermasalah gara-gara promo produk. Pada 2008, produser film Pledge This! juga menggugat Hilton gara-gara dia dianggap alpa tidak mempromosikan film tersebut.
Tahun lalu, hakim memutuskan bahwa Hilton tidak harus membayar apa pun atas gugatan itu, terutama untuk mengganti biaya produksi film USD 8,3 juta (Rp 74 miliar). Namun, pengadilan belum memutuskan Hilton harus mengembalikan bayarannya, USD 1 juta (Rp 9,4 miliar), kepada produser film yang diputar di tak lebih dari dua lusin bioskop AS tersebut. (c8/ayi) tersebut itu telah melakukan wanprestasi dalam mengenakan dan mempromosikan produk mereka. Hilton juga dianggap berakrab-akrab dengan perusahaan pesaing pada 2008 dan terus mengenakan produk rambut tersebut.