Maskapai penerbangan Qantas menduga pesawat Airbus A380 mengalami kerusakan mesin sehingga harus mendarat darurat di bandara Changi, Singapura,
"Kami yakin peristiwa ini terjadi akibat kerusakan alat atau rancangan," kata Alan Joyce, direktur utama Qantas.
Produsen mesin jet Rolls-Royce menyatakan telah memeriksa seluruh pesawat A380, yang dioperasikan Qantas, Singapore Airlines, dan Lufthansa - yang kesemuanya memakai mesin jenis Trent 900.
Sementara jenis pesawat A380 milik Air France dan Emirates memakai jenis mesin yang berbeda. Singapore Airlines mengatakan telah selesai memeriksa A380 dan menerbangkan kembali pesawat penumpang superjumbo pada Jumat (05/11). Biro keselamatan udara Eropa membenarkan telah mengeluarkan perintah kelayakan terbang pada 4 Agustus lalu setelah melakukan pemeriksaan mesin jenis Trent 900.
" Serpihan pesawat udara Airbus A-380 milik Qantas Airways yang jatuh dan tersebar di Kota Batam adalah mesin pesawat ". Hal itu diutarakan Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi di Batam, Jumat (5/11). "Itu mesin pesawat. Mesin pesawat ada empat dan yang jatuh itu satu mesin," kata Tatang.
Mesin pesawat hancur berkeping-keping dan jatuh di 18 lokasi di Kecamatan Batam Kota dan Nongsa. Menurut Tatang, kerusakan mesin adalah yang normal terjadi dalam penerbangan. Penyebabnya bisa bermacam-macam. Namun, ia enggan menduga-duga penyebab kerusakan mesin yang terjadi di atas langit Batam. "Engine meledak itu kecelakaan yang normal," kata dia.
KNKT, kata Tatang, menyelidiki penyebab kecelakaan pesawat Airbus A380 milik Qantas yang terjadi di langit Batam. "Itu kewajiban Indonesia untuk investigasi karena terjadi di wilayah Indonesia," kata dia. Penyelidikan penyebab kecelakaan memerlukan waktu sekitar setahun, sehingga KNKT tidak bisa memberikan kesimpulan sementara.