Kementerian Kesehatan Inggris (NHS) mempekerjakan seorang dokter Spanyol yang sedang menantikan sidang pembunuhan pasien di Spanyol, Dr Marcos Ariel Hourmann. Lho?
Hourmann dipekerjakan oleh dua rumah sakit NHS dan mendapatkan bayaran hingga 10 ribu poundsterling per bulannya. Ia bahkan bekerja pada posisi dokter bedah, meski sedang menanti tuntutan kelalaian yang menyebabkan tewasnya seseorang (manslaughter), pada 2005.
Pria berusia 51 tahun diduga memberikan suntikan mati yang biasanya digunakan untuk terdakwa hukuman mati, kepada pasiennya yang seorang nenek tua. Dengan tudingan itu, ia malah pindah ke Inggris dan bisa bekerja karena sesama negara Uni Eropa saling mempercayai kredibilitas dokter.
Sayangnya, Inggris tak memiliki sistem yang membuat dokter asing NHS juga dilarang karena tindakan kriminal yang ia lakukan. Tenaga medis kelahiran Argentina ini bekerja di Inggris sejak 2002. Saat berada di Spanyol, Hourmann dituding membunuh pasiennya yang berusia 82 tahun itu.
Si pasien, Carmen Cortiella, menurut Hourmann adalah seorang pengidap kanker kolon dengan komplikasi tekanan darah tinggi, diabetes dan serangan jantung. Harapan hidupnya tipis, selama di rumah sakit hanya mendapatkan perawatan obat bius dan antisakit. Penderitaan itu bertambah, karena Carmen mengalami pendarahan dalam.
Hourmann mengklaim, ia diminta untuk segera mengakhiri penderitaannya. Maka ia menyuntikkan 60 mg potassiom klorida yang menyebabkan perempuan itu tewas dengan cepat. Tindakan ini disetujui oleh putra dan putri pasien, yang menolak bersaksi di persidangan untuk membela Hourmann.
Pria ini disidang di Barcelona dan kasusnya sedang diproses. Vonis setahun penjara dijatuhkan padanya dan ditunda karena Hourmann tak dijebloskan. Kasus ini tak pernah terbongkar, hingga sumber rahasia di kepolisian mengungkapnya.