Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang Kota Bekasi oleh PT.
Godang Tuajaya pada 2010 akan mencapai 8 MW dari total produksi 19 MW.
Sampah yang selama ini menjadi momok, sekarang dapat di manfaat
menjadi energi listrik dan pupuk kompos.
Bekasi siap menampung sampah dari DKI dan daerah lain di sekitarnya.
Terobosan ini merupakan hal yang baru, jika selama ini sampah menjadi
pendapatan atau penghasilan utama para pemulung dan petugas
kebersihan.
Kini sampah memiliki sisi lain dalam dunia industri dan membuka
peluang kerja yang baru yaitu penghasil energi listik.
PT. Godang Tuajaya, menjawab permasalhan yang cukup rumit dalam
menangani sampah yang ada di daerah Jabodetabek.
Dengan adanya industri baru ini, tidak hanya pekerja yang mendapatkan
pekerjaan yang baru, namun ke depan masalah sampah tidak menjadi suatu
momok yang menakutkan bagi masyarkat.
Tidak hanya masalah sampah yang teratasi and peluang kerja baru bahkan
luar biasanya sampah akan menjadi pemasok energi listik bagi
masyarakat.
Ronny Sitorus, dirut PT. Godang Tuajaya mengatakan, akan mendatangkan
enam unit mesin lagi dari Jerman yang ada sekarang baru dua unit
dengan kapasitas produksi 2 MW.
Pasokan sampah berkisar 5-6 ton perhari menurut Ronny bisa digunakan
untuk memproduksi daya listrik hingga 19 MW. Secara bertahap mesin
akan terus didatangkan hingga tercapai kapasitas maksimal.
Hasil produksi listrik tersebut akan dijual ke PLN. Nota kesepahaman
penjualan tersebut sudah dilaksanakan sehingga bila produksi sudah
diluncurkan, daya bisa dipasarkan oleh PLN ke masyarakat.
PLN akan membeli daya listrik dari PT. Godang Tuajaya senilai
Rp600-Rp700 perKWh. Dengan daya 2 MW tersebut untuk setiap jam operasi
PLN akan membayar Rp14 Juta.
DKI sendiri membayar Rp34 Miliar per tahun sebagai kompensasi atas
pembuangan sampah di TPST Bantar Gebang dan dana tersebut masuk
sebagai penerimaan dalam pos APBD.
Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad menyatakan, listrik dari sampah
merupakan terobosan baru bagi Kota Bekasi dan di Indonesia hasil
pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan.
Mochtar menyatakan pihaknya akan terus mendorong agar perusahaan bisa
memproduksi listrik sesuai dengan kapasitas sampah yang tersedia,
dengan mendatangkan mesin-mesin penghasil daya listrik.
Ia telah beberapa kali mendatangi lokasi pengolahan sampah menjadi
listrik tersebut dalam memotivasi perusahaan untuk bisa berproduksi
optimal.
Rencananya energi baru ini akan diluncuran pada 8 Maret, namun
akibat tingginya intensitas hujan, mengakibatkan daya listrik jadi
turun naik hingga peresmian ditata ulang.