boatdesign.com)
LONDON – Nahkoda perahu "terbang" Alain Thebault yang pernah
memecahkan rekor dunia untuk kecepatan di air, akan membuat dunia
tercengang kembali. Dia berencana berlayar keliling dunia hanya dalam
waktu kurang dari 40 hari.
Pria berkewarganegaraan Prancis yang menjadi nahkoda "Hydroptere" itu
bertekad mengalahkan rekor Jules Verne yang mengeliling dunia dalam 80
hari. Hydroptere merupakan kapal revolusioner yang didesain seperti
sebuah pesawat terbang dan mampu menghasilkan kecepatan yang sangat
luar biasa.
"Mimpi saya adalah mengeliling dunia dalam waktu 40 hari," ujar
Thebault kepada CNN. "Itu adalah sebuah proyek yang sangat dekat
dengan hati saya dan saya sangat percaya mampu melaksanakannya,"
imbuhnya.
Hydroptere saat ini merupakan perahu tercepat di dunia. Rahasianya,
perahu tersebut memiliki sayap di bawah air yang mampu mengangkat
badan perahu sehingga dapat terbang beberapa meter di atas permukaan
air.
Inovasi tersebut menggunakan prinsip yang sama dengan pesawat terbang.
Prinsip lainnya adalah menghindari tarikan sehingga kapal tersebut
dapat melaju dengan kecepatan sangat tinggi yakni melebihi 100 km per
jam.
Hydroptere sendiri ditemukan oleh Thebault melalui kajian dan
penelitian yang cukup lama, hingga 25 tahun.
"Beberapa tahun lalu ketika saya mengatakan saya ingin membuat perahu
terbang, mereka mengatakan bahwa saya gila," paparnya. Meski dia juga
sadar bahwa apa yang dibuatnya merupakan perahu yang sangat berbahaya.
Pada 2008, Hydroptere mampu melaju hingga kecepatan 60 knot per jam
atau 111 kilometer per jam. Sayang, perahu tersebut mengalami tabrakan
yang sangat dramatis.
"Jika Anda terbang dengan kecepatan sangat tinggi yakni 100 km per
jam, maka air akan menjadi seperti sebuah batu," ujarnya.
"Ya, itu sangat berbahaya," imbuhnya.
Thebault mengungkapkan bahwa berlayar dengan kecepatan tinggi itu sama
seperti berada di puncak gunung Alpen bagi para pendaki pegunungan
salju. "Pada saat itu, Anda hanya dapat menghabiskan waktu dalam
jangka waktu yang sempit," ujarnya.
Thebault dan timnya pun membuat kembali Hydroptere dan pada akhir
2009, perahu tersebut menjadi kapal tercepat di bumi karena mampu
melaju 50 knot atau lebih dari 100 kilometer per jam. Bahkan
berdasarkan laporan dari The Daily Sail, kecepatan yang mampu ditembus
Hydroptere mencapai 52,86 knot.
"Ini merupakan pertama kalinya perahu dapat melintasi dinding angin
hingga 50 knot," ujar Thebault. "Sekarang kita dapat menstabilkan
kecepatan ini sejauh 500 meter dan satu mil laut," imbuhnya.
Kini, Thebault pun sedang membuat perahu tersebut dalam versi yang
lebih besar yang disebut Hydroptere Maxi. Dengan perahu yang lebih
besar itu, Thabault memiliki kesempatan untuk keliling dunia kurang
dari 40 hari.
Dengan panjang kapal mencapai 30 meter, Thebault berharap Maxi dapat
lebih baik dalam menghadapi lautan yang ganas dan mampu mengangkut 10
orang pelaut. Dia memperkirakan Maxi siap berlayar pada 2013. Dia
ingin menyamakan dengan rekornya sebelumnya.
Baginya, keliling dunia merupakan langkah untuk membedakan antara lari
100 meter dan maraton. "Mereka benar-benar berbeda, tetapi kita ingin
keduanya," paparnya.
Tetapi sebelum mewujudkan mimpi untuk keliling dunia, pelaut pemberani
tersebut memiliki proyek lainnya. Apa itu? Dia mengatakan ingin
melintasi samudra Pasifik dalam waktu tiga hari pada 2011.