Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang hampir menembus Rp9.000 per USD dinilai tidak terlalu baik bagi kalangan dunia usaha.
Menteri Perindustrian MS Hidayat menilai, penguatan nilai tukar rupiah tersebut jutsru tidak baik bagi eksportir karena dinilai terlalu kuat.
"Rupiah sekarang memang menurut pemerintah itu baik, tapi sebagian dunia usaha terutama eksportir itu terlalu kuat," ujarnya seusai Indonesian Cabotage Advocation Forum (Incafo) 2010 di Hotel Nikko, Jakarta, Rabu (31/3/2010).
Untuk itu, dirinya berharap dapat ditemukan titik tengah dari nilai tukar yang memberi nilai positif bagi semua pihak. "Itu memang harus dicari suatu titik balance memberikan nilai positif buat semua," tambahnya.
Menurutnya, nilai tukar rupiah yang paling ideal bagi kalangan dunia usaha berada di level Rp9.300 per USD. Namun dengan syarat bahwa nilai tukar stabil dan tidak terlalu berfluktuasi terlalu jauh. "Idealnya Rp9.300, dan yang penting juga stabil tidak fluktuatif," tandasnya.
Seperti diketahui, pada penutupan perdagangan Senin-Selasa kemarin, rupiah semakin berjaya. Nilai mata uang Tanah Air tersebut kembali menguat menembus di bawah level Rp9.100.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) Senin 29 Maret rupiah ditutup di level Rp9.090 per USD. Padahal akhir pekan lalu rupiah ditutup di level Rp9.136 per USD. Sementara berdasarkan data yahoofinance, rupiah menguat menembus level Rp9.100 per USD, yakni menguat sebanyak 55 poin ke level Rp9.075 per USD. Di mana kisaran perdagangannya adalah Rp9.075-Rp9.122 per USD.
Capital inflow nampaknya masih mewarnai pasar modal Indonesia. Kendati indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami pelemahan, akan tetapi tidak membuat investor lantas keluar dari Indonesia. Nampaknya mereka masih menunggu timing yang tepat untuk masuk kembali ke pasar.