(PLTA), pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), pembangkit listrik
tenaga gas (PLTG), ataupun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Namun, sudah pernahkah Anda mengenal atau setidaknya mendengar tentang
pembangkit listrik tenaga sampah (PLTS)? Yah, ternyata ada pembangkit
listrik tenaga sampah (PLTS). Indonesia sudah memilikinya.
Sebuah pembangkit listrik tenaga sampah (PLTS) telah didirikan di
tempat pembuangan sampah akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa
Barat. PLTS sendiri sebenarnya merupakan pembangkit listrik yang
digerakkan oleh gas metan yang dihasilkan oleh sampah.
"Pembangkit listrik ini digerakkan oleh generator yang bahan bakarnya
adalah gas metan. Gas metan ini gas khusus yang dihasilkan dari
penguraian sampah-sampah yang ada di Bantar Gebang ini," papar August
PL Toruan, Manajer Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar
Gebang, saat ditemui di Bantar Gebang, Bekasi, Senin (8/3/2010) ini.
Dari PLTS Bantar Gebang ini rencananya akan diproduksi tenaga listrik
maksimum sebesar 26 megawatt. Namun, untuk realisasi awal baru 2
megawatt yang dihasilkan. "Rencananya maksimum 26 megawatt, tapi yang
selesai baru 2 megawatt. Yah, tidak bisa langsung sekaliguslah,
bertahap. Yang penting berkelanjutan nantinya sampai selesai 26
megawatt. Tapi, targetnya 26 megawatt itu akan selesai semuanya sampai
tahun 2013," ujar August.
Rencananya, proyek pembangkit listrik bernilai total Rp 700 miliar ini
akan diresmikan oleh Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta
hari ini. Namun, karena masih ada kendala teknis, peresmiannya diundur
akhir Maret nanti.
"Tidak ada persoalan serius. Peresmiannya diundur hanya karena
kesulitan mempertemukan waktu antara para pejabat yang mau
meresmikannya. Karena kan banyak pejabat pemerintahan yang mau hadir
nanti saat peresmian. Ada Menteri Lingkungan Hidup, Gubernur, pejabat
dari Pemprov, Wali Kota Bekasi, ada juga Dirut PLN," ungkap August.
Sumber: Kompas