Bitung, Sulawesi Utara, disambut meriah oleh ribuan warga setempat.
Bahkan sejumlah turis mancanegara, ikut menyaksikannya. Perayaan Cap
Go Meh dimeriahkan dengan karnaval kendaraan hias, aksi barongsai dan
aksi dua tang sin, menambah kemeriahan perayaan Cap Go Meh di Kota
Bitung.
Beginilah situasi prosesi Goan Siao atau perayaan Cap Go Meh di Kota
Bitung, Sulawesi Utara. Ribuan masyarakat memadati sepanjang jalan
protokol Kota Bitung, untuk menonton prosesi yang diadakan setiap
tahun ini.
Puncak perayaan Cap Go Meh diawali dengan pawai kendaraan hias dan
atraksi budaya tradisional Tionghoa dan Minahasa dimulai dari Klenteng
Seng Bo Kiong.
Selain dewa dewi, sebuah kendaraan juga dihias berbentuk macan, yang
bermakna bahwa tahun 2010 Masehi atau 2561 Imlek, ini adalah shio
macan. Simbol keperkasaan dan kekuasaan.
Perayaan Cap Go Meh tambah meriah setelah dua orang tang sin yang
berdiri di atas kio, diarak melewati jalan protokol Kota Bitung,
sambil melakukan atraksi menusuk bagian pipi dan memotong tubuh
bagiang belakang dengan menggunakan pedang.
Menurut kepercayaan umat Tridharma, roh tang sin adalah wakil dewa
yang dikirim ke bumi untuk berkorban dengan menyiksa diri untuk
menebus kesalahan – kesalahan manusia, demi kemakmuran dan kejayaan.
Prosesi Goan Siao atau perayaan Cap Go Meh ini, bukan hanya atraksi
tang sin dan pakai kendaraan hias saja, namun atraksi lima barongsai
memakan umpan angpao yang diberikan Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara
bersama Pemerintah Kota Bitung, mereka percaya, dengan memberi umpan
angpao, bisa menambah rejeki.