Sembilan guru Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Miftahul Huda Kepuh Teluk, Kecamatan Tambak, usai melakukan lawatan dan studi banding di Malaysia, tiba di Pulau Bawean Minggu (18/7/2010) petang.
Menurut Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Miftahul Huda Kepuh Teluk Miswaki sebenarnya keberngkatan para guru Miftahul Huda tersebut atas undangan seorang pimpinan perusahaan Johawaki. Sdn.bhd Selangor Malaysia, Datuk Juhari. "Kita yang ke Malaysia atas undangan Datuk Juhari," tutur Waki saat ditemui di rumahnya, Senin (19/7/2010).
Waki menambahkan, selama 13 tahun Lembaga Pendidikan Islam (LPI)Miftahul Huda telah dibantu oleh jutawan asal Malaysia itu. Masih kata Miswaki, selama di negeri Jiran tersebut, para guru diberi kesempatan studi banding dengan sekolah yang bertaraf internasional yaitu Koledge Islam Sultan Alam Syah (Kisas) Selangor Malaysia.
Menurutnya para guru dibuat tercengang dengan pola pembelajaran di Kisas yang menerapkan disiplin tinggi, bernuansa Islam yang tentunya didukung oleh kesejahteraan guru yang sangat tinggi. "Bayangkan, gurunya saja digaji 4 ribu ringgit atau sekitar Rp 11 juta dan kepala sekolahnya digaji 12 ribu ringgit atau sekitar Rp 33 juta," tuturnya.
Masih kata Miswaki, sebenarnya dirinya yang berangkat ke Malaysia bersama 10 orang guru, cuma yang satu orang tinggal di sana untuk belajar cara membudidayakan sarang burung walet untuk diterapkan di Bawean. Selain itu, kata Waki, keberangkatan ke Malaysia juga sebagai hadiah dari Datuk Juhari atas pengabdian para dewan guru selama ini. "Disamping studi banding, ini juga merupakan hadiah dari datuk untuk liburan para guru," katanya.
Menurut Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Miftahul Huda Kepuh Teluk Miswaki sebenarnya keberngkatan para guru Miftahul Huda tersebut atas undangan seorang pimpinan perusahaan Johawaki. Sdn.bhd Selangor Malaysia, Datuk Juhari. "Kita yang ke Malaysia atas undangan Datuk Juhari," tutur Waki saat ditemui di rumahnya, Senin (19/7/2010).
Waki menambahkan, selama 13 tahun Lembaga Pendidikan Islam (LPI)Miftahul Huda telah dibantu oleh jutawan asal Malaysia itu. Masih kata Miswaki, selama di negeri Jiran tersebut, para guru diberi kesempatan studi banding dengan sekolah yang bertaraf internasional yaitu Koledge Islam Sultan Alam Syah (Kisas) Selangor Malaysia.
Menurutnya para guru dibuat tercengang dengan pola pembelajaran di Kisas yang menerapkan disiplin tinggi, bernuansa Islam yang tentunya didukung oleh kesejahteraan guru yang sangat tinggi. "Bayangkan, gurunya saja digaji 4 ribu ringgit atau sekitar Rp 11 juta dan kepala sekolahnya digaji 12 ribu ringgit atau sekitar Rp 33 juta," tuturnya.
Masih kata Miswaki, sebenarnya dirinya yang berangkat ke Malaysia bersama 10 orang guru, cuma yang satu orang tinggal di sana untuk belajar cara membudidayakan sarang burung walet untuk diterapkan di Bawean. Selain itu, kata Waki, keberangkatan ke Malaysia juga sebagai hadiah dari Datuk Juhari atas pengabdian para dewan guru selama ini. "Disamping studi banding, ini juga merupakan hadiah dari datuk untuk liburan para guru," katanya.
