Benarkah Rp 1.000 Jadi Rp 1?
Herdaru Purnomo - detikFinance
 Pernahkan  anda membayangkan untuk menerima gaji sebesar Rp 1.500 per bulan? Ya,  kemungkinan besar hal tersebut akan terjadi kira-kira 5 tahun kedepan  jika saat ini gaji anda sebesar Rp 1,5 juta.
Pasalnya,  Bank Indonesia (BI) tengah melakukan pembahasan internal untuk dapat  melakukan redenominasi. Redenominasi yaitu pengurangan nilai pecahan  tanpa mengurangi nilai dari uang tersebut. Kasarnya, angka nol dalam  sebuah pecahan akan dikurangi, jika dikurangi 3 angka nol maka Rp  1.000.000 akan menjadi Rp 1.000.
"Redenominasi  itu prosesnya akan dibicarakan dulu dengan pemerintah dan presiden dan  harus melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) baru kita sosialisasikan,"  ujar Gubernur Bank Indonesia terpilih Darmin Nasution di Gedung Bank  Indonesia, Jalan MH Thamrin, Sabtu (31/07/2010).
Darmin  menuturkan, pihaknya akan segera menyampaikan hasil final pembahasan  internal kepada pemerintah di tahun 2010. "Belum bisa diputuskan  sekarang berapa angka nol yang dikurangi apakah 3 atau 4 namun hasil  pembahasan akan diusahakan disampaikan ke pemerintah tahun 2010 ini,"  jelas Darmin.
Pada  kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia S Budi Rochadi  mengatakan, dalam melakukan redenominasi membutuhkan waktu antara empat  sampai lima tahun.
"Prosesnya tidak singkat, harus membutuhkan 4 sampai 5 tahun," katanya.
Menurut  Budi, diperlukan adanya penarikan uang secara bertahap yang beredar di  masyarakat. Seperti diketahu uang pecahan Indonesia yang terbesar saat  ini Rp 100.000.
Uang  rupiah saat ini tercatat mempunyai pecahan terbesar kedua di dunia,  terbesar pertama adalah mata uang Vietnam yang mencetak 500.000 Dong.  Namun tidak memperhitungkan negara Zimbabwe, negara tersebut pernah  mencetak 100 miliar dollar Zimbabwe dalam satu lembar mata uang.
Budi  menuturkan, untuk bisa melakukan penyederhanaan satuan uang tersebut  membutuhkan sejumlah persyaratan. Setidaknya ada tiga syarat yang mutlak  dipenuhi yaitu kondisi perekonomian yang stabil, inflasi rendah dan  stabil, serta adanya jaminan stabilitas harga.
"Hal  yang paling sulit dilakukan dengan cepat dan mudah adalah sosialisasi  kepada seluruh masyarakat Indonesia yang mencapai ratusan juta jiwa,"  tukasnya.
 
 

 

