IWAN Tirta, perancang busana yang terkenal atas dedikasinya melestarikan batik, tutup usia hari ini, Sabtu (31/7).
Kabar Irwan wafat bersliweran di dunia maya lewat situs jejaring sosial Facebook dan Twitter. Kabar itu berbunyi, "Innalillahi Wa Inna Illaihi Rojiun. Telah Wafat Bpk.IWAN TIRTA di RS. Abdi Waluyo pagi ini jam 08.30, Sabtu 31 Juli 2010."
Iwan yang lahir di Blora, Jawa Tengah, 18 April 1935 meninggal di usia 75 tahun. Jasa pemilik nama lengkap Nusjirwan Tirtaamidjaja berjasa mengangkat batik menjadi adi busana internasional. Harian Kompas, di edisi 7 Juni 2009 menulis, Iwan berjasa "memopulerkan batik prada dan menggunakan motif berukuran besar untuk kain perempuan, yang biasanya lebih umum pada batik laki-laki."
Iwan Tirta, di buku Batik, Sebuah Lakon (2009) menulis, "Kain batik dengan motif diperbesar akan berkesan lebih megah. Detailnya yang indah tampak jelas dan tegas. Perempuan yang mengenakannya akan tampil lebih percaya diri, anggun, memesona, menuntut dihormati. Ia bukan warga nomor dua dalam masyarakat yang terikat batasan jender. Begitulah karakter perempuan Indonesia yang mengilhami karya batik saya dan ingin saya tampilkan dengan karya itu."
Sang maestro telah pergi. Terima kasih telah mengangkat derajat kain batik. Selamat jalan.
Kabar Irwan wafat bersliweran di dunia maya lewat situs jejaring sosial Facebook dan Twitter. Kabar itu berbunyi, "Innalillahi Wa Inna Illaihi Rojiun. Telah Wafat Bpk.IWAN TIRTA di RS. Abdi Waluyo pagi ini jam 08.30, Sabtu 31 Juli 2010."
Iwan yang lahir di Blora, Jawa Tengah, 18 April 1935 meninggal di usia 75 tahun. Jasa pemilik nama lengkap Nusjirwan Tirtaamidjaja berjasa mengangkat batik menjadi adi busana internasional. Harian Kompas, di edisi 7 Juni 2009 menulis, Iwan berjasa "memopulerkan batik prada dan menggunakan motif berukuran besar untuk kain perempuan, yang biasanya lebih umum pada batik laki-laki."
Iwan Tirta, di buku Batik, Sebuah Lakon (2009) menulis, "Kain batik dengan motif diperbesar akan berkesan lebih megah. Detailnya yang indah tampak jelas dan tegas. Perempuan yang mengenakannya akan tampil lebih percaya diri, anggun, memesona, menuntut dihormati. Ia bukan warga nomor dua dalam masyarakat yang terikat batasan jender. Begitulah karakter perempuan Indonesia yang mengilhami karya batik saya dan ingin saya tampilkan dengan karya itu."
Sang maestro telah pergi. Terima kasih telah mengangkat derajat kain batik. Selamat jalan.
