Tidak hanya mengakibatkan tsunami, gempa juga merusak satu setengah
juta rumah warga.
Demikian disampaikan Menteri Perumahan Chili, Patricia Poblete,
seperti dilansir AFP, Minggu (28/2). "Satu setengah juta rumah dengan
berbagai kerusakan itu, kemungkinan tidak bisa ditempati lagi," kata
Poblete.
Gempa itu tepatnya berpusat di 90 km Timurlaut Concepcion, Chili
dengan kedalaman 55 km. Skala gempa dilaporkan antara 8,3 SR dan 8,5
SR, sebelum kemudian ditegaskan USGS sebesar 8,8 SR.
Saat gempa, masyarakat panik dan berlarian ke jalan di Santiago, yang
terletak 320 km dari pusat gempa. Mereka terlihat saling berpelukan
dan menangis.
Sementara itu, Kementrian Luar Negeri (Kemlu) RI belum bisa
menyampaikan perihal ada atau tidaknya korban WNI dalam gempa 8,8 SR
yang mengguncang Chili. Kemlu sampai malam tadi belum bisa
berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di
Amerika Latin itu.
"Saya tidak mau berandai-andai, tapi tampaknya ada kerusakan
komunikasi di sana," kata Jurubicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah, Minggu
(28/2). Ia memperkirakan, tidak terlalu banyak WNI yang berada di
Chili. "Saya belum lihat data, tapi sepertinya puluhan, yang bekerja
di KBRI saja," jelasnya.