Komodo, hewan langka dari Flores, Nusa Tenggara Timur, terancam tersingkir dari tujuh keajaiban dunia. Hasil sementara pemungutan suara di internet 1-4 Februari 2010 menunjukkan, komodo jatuh ke urutan ke-14, padahal sebelumnya berada di urutan ketujuh. Pada September 2009, ada di posisi keenam.
Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya NTT Ansgerius Takalapeta mengingatkan hal itu di Kupang, Kamis (4/2).
Berdasarkan situs resmi tujuh keajaiban dunia, ada 28 finalis. Selain komodo, antara lain, yaitu Galapagos, Amazon, Angel Falls, Maladewa, Jeju Island, sungai bawah tanah Puerto Princesa, Laut Mati, Grand Canyon, dan Kilimanjaro.
Komodo masuk kategori hewan langka dan endemik Flores. Komodo sudah menjadi milik warga Asean. Jika Komodo masuk kategori salah satu dari tujuh keajaiban dunia, Indonesia dan Asean akan diuntungkan.
"Turis mancanegara, terutama dari Eropa, Amerika, dan Australia, yang datang melihat komodo juga akan singgah di Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, Sumatera, Jawa, Papua, Ambon, Kalimantan, terus ke Singapura atau Malaysia," kata Takalapeta.
Oleh karena itu, masyarakat Indonesia dan Asean diharapkan memberikan dukungan melalui pemberian suara di internet sebanyak dan sesering mungkin, sampai batas akhir Desember 2011. "Apabila Komodo lolos dalam nominasi tujuh keajaiban dunia, NTT bukan lagi menjadi Nusa Tenggara Timur, melainkan New Tourism Territory. Saya minta masyarakat Indonesia jangan berpikir sempit kedaerahan. Kita harus berpikir jauh ke depan," tambahnya.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Manajemen Pariwisata Sosial dan Humaniora NTT Frans Lawalu mengatakan, tugas mendukung komodo masuk nominasi tujuh keajaiban dunia bukan hanya pada pemda NTT, melainkan juga pada Menteri Pariwisata dan Budaya RI. Menurut Lawalu, ini pekerjaan besar dan butuh sinkronisasi dan koordinasi program lintas kementerian. (KOR)
Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya NTT Ansgerius Takalapeta mengingatkan hal itu di Kupang, Kamis (4/2).
Berdasarkan situs resmi tujuh keajaiban dunia, ada 28 finalis. Selain komodo, antara lain, yaitu Galapagos, Amazon, Angel Falls, Maladewa, Jeju Island, sungai bawah tanah Puerto Princesa, Laut Mati, Grand Canyon, dan Kilimanjaro.
Komodo masuk kategori hewan langka dan endemik Flores. Komodo sudah menjadi milik warga Asean. Jika Komodo masuk kategori salah satu dari tujuh keajaiban dunia, Indonesia dan Asean akan diuntungkan.
"Turis mancanegara, terutama dari Eropa, Amerika, dan Australia, yang datang melihat komodo juga akan singgah di Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, Sumatera, Jawa, Papua, Ambon, Kalimantan, terus ke Singapura atau Malaysia," kata Takalapeta.
Oleh karena itu, masyarakat Indonesia dan Asean diharapkan memberikan dukungan melalui pemberian suara di internet sebanyak dan sesering mungkin, sampai batas akhir Desember 2011. "Apabila Komodo lolos dalam nominasi tujuh keajaiban dunia, NTT bukan lagi menjadi Nusa Tenggara Timur, melainkan New Tourism Territory. Saya minta masyarakat Indonesia jangan berpikir sempit kedaerahan. Kita harus berpikir jauh ke depan," tambahnya.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Manajemen Pariwisata Sosial dan Humaniora NTT Frans Lawalu mengatakan, tugas mendukung komodo masuk nominasi tujuh keajaiban dunia bukan hanya pada pemda NTT, melainkan juga pada Menteri Pariwisata dan Budaya RI. Menurut Lawalu, ini pekerjaan besar dan butuh sinkronisasi dan koordinasi program lintas kementerian. (KOR)