hampir Rp400 juta. Pasalnya, biaya kuliah akan selalu mengalami
kenaikan yang cukup significan tiap tahunnya.
Hal tersebut diungkapkan pengamat ekonomi mikro dan keluarga Aidil
Akbar Madjid dalam sebuah perbincangan di Jakarta, kemarin, Kamis
(25/02/2010).
Menurut Akbar, begitu ia kerap disapa, jumlah tersebut dihitung dengan
asumsi biaya kuliah saat ini Rp17.650.000 per tahun atau sekitar Rp70
juta per empat tahun. Ditambah dengan inflasi sekitar 10 persen per
tahun. Hasilnya, cukup mengejutkan yakni Rp392.530.162.
Itu pun hanya berlaku untuk jurusan ilmu-ilmu sosial. "Jangan
bandingkan dengan ilmu kedokteran. Sekarang saja masuk kuliah
kedokteran bisa mencapai Rp300 juta," tuturnya.
Akbar menyebutkan bahwa inflasi biaya pendidikan di Indonesia cukup
tinggi dibandingkan negara-negara lainnya. Bila negara lain inflasi
biaya pendidikan sebesar 10 persen, di Indonesia bisa mencapai 12
persen.
Jadi sebagai langkah antisipasi lonjakan biaya tersebut, Akbar
menganjurkan kita supaya menyiapkan diri dengan mulai menabung dan
berinvestasi.
Untuk tabungan, idealnya sisihkan 15-25 persen dari gaji utama setiap
bulannya. Sedangkan untuk investasi bisa melalui saham, sukuk,
reksadana, dan sebagainya. Kuncinya, lanjut Akbar, jangan pernah takut
untuk berinvestasi.
"Bayangkan jika IHSG sekarang sekitar 2.550, maka 15-16 tahun
mendatang nilainya bisa mencapai 5.000-8.000," demikian ujar Kepala
International Association of Registered Financial Consultants (IARFC)
tersebut.
Namun, jika ingin investasi yang lebih aman dan mudah, bisa dilakukan
dengan cara membeli logam mulia atau emas batangan bersertifikat.
Alasannya nilai emas cenderung naik 15-20 persen per tahun.
"Hidup itu memang harus dinikmati, tapi jangan lupa untuk tetap
menabung dan berinvestasi," tukas Akbar. (wdi)
