Setelah berhasil ditemukan, kondisi psikologis Sylvia Russarina (23), mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) yang dibawa lari kenalan Facebook-nya, masih labil. Perempuan itu sempat tak mengenali anggota keluarganya.
"Waktu adik (Sylvia, bukan Sylfia) tiba di Poltabes Jambi, Sylvia tak mengenali. Ia seperti tengah tidak sadar. Tatapannya kosong," kata kakak Sylvia, Maria Estela Karolina (25), Sabtu (13/2)
Maria sempat 'menginterogasi' adiknya, Sylvia. Hasilnya, Sylvia tak banyak bercerita. Ia kerap menjawab 'nggak tahu'. Pikirannya seolah-olah kosong, seperti orang linglung.
Melihat kondisi adiknya, Maria mengaku sangat kaget. "Ia seperti bukan dirinya. Saat saya tanya, kemana saja ia selama ini, ingat ibu nggak, dan mengapa nggak memberi kabar ke keluarga, dia jawab nggak tahu," kata Maria.
Jawaban serupa juga disampaikan saat ditanya siapa orang yang membawanya pergi dan bagaimana proses keduanya bisa pergi bersama. Sylvia setelah dibawa lari kenalan Facebook-nya, menurut Maria, sangat berubah. Ia membaik setelah keluarga me-ruqyah-nya (terapi ala Islam)
"Tapi ia tetap belum bisa bercerita panjang lebar. Hanya, saat ini, ia sudah mulai mengenali keluarganya," jelasnya.
Sylvia mengaku uang kiriman keluarga ludes dalam 'pelarian'. "Ia bilang, uang kiriman diambil kemudian diberikan kepada cowok itu," kata kakak Sylvia, Maria Estela Karolina (25), Sabtu (13/2).
Maria belum bisa mengkroscek pengakuan itu, karena hingga kini, cowok yang membawa lari Sylvia masih diperiksa polisi. Asal cowok itu belum jelas, namun Maria memastikan inisialnya AR. Itu diketahui melalui Facebook Sylvia. "Yang dikasihkan (kepada cowok itu) uang. ATM masih dibawa Sylvia," katanya pendek.
Apakah berarti ada unsur penipuan dalam kasus itu? Maria menjawab tak tahu. Ia menyerahkan hal itu ke kepolisian. Saat ini, Polwiltabes Semarang sebagai pihak yang menerima laporan kasus hilangnya Sylvia, tengah berkoordinasi dengan Poltabes Jambi (yang menemukan Sylvia).
Informasi detil mengenai 'pelarian' Sylvia belum bisa diungkap oleh keluarga. Mahasiswi semester IX itu lebih banyak menjawab 'nggak tahu' atas nasibnya. Ketika ditanya kenapa ia mau ikut dengan cowok itu, Sylvia juga menjawab 'nggak tahu'.
Maria belum bisa memastikan apakah adiknya akan kembali ke Semarang untuk melanjutkan kuliah. "Ya, tergantung nanti. Kami masih menunggu proses di kepolisian dulu," akunya.
Berdasar catatan FK Undip, nilai akademis Sylvia jeblok. Ia dimungkinkan di-drop out (DO) karena sistem kredit semester (SKS) yang ditempuhnya kurang memenuhi standar. Seharusnya, saat ini, Sylvia bisa mengejar ketertinggalannya dengan mengikuti semester pendek. Namun menjelang semester pendek, perempuan berjilbab itu malah pergi bersama kenalan Facebook-nya.
Maria mengaku bersyukur adiknya ditemukan meski kondisinya agak mengagetkan. Setelah menjalani pemeriksaan di kepolisian, keluarga berencana membawanya pulang ke Jambi. Namun kapan rencana itu dilakukan, Maria belum bisa memastikan.
Sylvia diketahui pergi dari kosnya, Jalan Solo No 11 Semarang, 26 Januari 2010 lalu. Keluarga sempat kebingungan karena yang bersangkutan tak memberi kabar dan saat ditelepon tak pernah menjawab dengan jelas. Maria melaporkan kehilangan Sylvia ke Polwiltabes Semarang pada Selasa, 9 Februari 2010 lalu.