INILAH.COM, Jakarta - Halaman Facebook yang mendorong pembunuhan pada pelacur dilawan oleh pekerja industri seks. Berbagai halaman yang memojokkan itu disinyalir dibuat oleh para siswa sekolah Katolik.
Halaman yang berjudul "Bunuh pelacurmu sehingga kamu tidak harus membayarnya", telah dihapus oleh Facebook.
Sebelumnya 18 ribu orang bergabung di halaman tersebut, dan dipercaya yang membuat adalah siswa di sekolah Katolik di Queensland.
Halaman yang serupa termasuk satu berjudul "Bunuh pelacur dan jadikan dia tempat sampah", masih tetap ada di situs jejaring sosial terbesar tersebut.
Semua jenis halaman Facebook tersebut terbuka bagi siapapun yang ingin bergabung dengan berbagai rentang usia.
"Sangat menyedihkan tuduhan orang-orang yang berpikir normal bahwa industri seks dan kekerasan berjalan beriringan," ujar Presiden Asosiasi Pekerja Seks Australia Elena Jeffreys.
"Sangat memalukan ada halaman web yang membela kekerasan atau pembunuhan. Orang yang membuat hal semacam ini perlu menyadari bahwa mereka tidak bertanggung jawab," tambah Jeffreys.
Elena Jeffreys adalah satu dari lusinan orang yang komplain terhadap Facebook dan mengatakan bahwa dia telah menghubungi pihak sekolah yang dipercaya terlibat. Dia menawarkan untuk mengirimkan pekerja seks ke para siswa tersebut untuk memberikan pandangan realitas dari prostitusi.
Sementara orang banyak mengklaim bahwa pekerja seks yang harus
disalahkan terhadap halaman tersebut.
"Sebagai seorang pelacur, saya menemukan bahwa situs ini lucu. Sama lucunya ketika kita tahu kaum kulit hitam digantung di atas pohon atau Yahudi yang dibakar di dalam oven dan seorang anak yang diperkosa. Sama sekali tidak lucu di peradaban saat ini," posting salah seorang perempuan.
Banyak halaman yang muncul untuk membela kekerasan terhadap prostitusi saat ini bertebaran di Facebook. Banyak dari mereka yang berhubungan link dengan game komputer semacam Grand Theft Auto, di mana pemain game dapat melakukan prostitusi di dalam mobil.
Elena Jeffreys tidak menyalahkan Facebook tetapi dia memaksa orang untuk berpikir dua kali sebelum membuat halaman Facebook semacam itu.
Facebook tidak bisa segera memberikan respon menyangkut masalah itu.