Smartphone Murah Nokia Ancam Ponsel China !

Ponsel China akan mendapat tantangan berat dari smartphone satu jutaan Nokia yang masuk pasar RI Juni mendatang. Bagaimana ponsel China dan vendor internasional menghadapinya?
Nokia memperkenalkan tiga produk smartphone baru yang akan dipasarkan beberapa bulan ke depan di Indonesia. Handset yang akan dipasarkan itu termasuk C3 dengan harga murah sekitar Rp1 jutaan yakni US$122 (Rp 1,1 juta).

Product Manager Nokia Indonesia Legi Soegianto mengkonfirmasi smartphone lebih murah itu akan masuk RI sekitar Juni-Juli 2010 atau akhir kuartal kedua hingga awal ketiga. Launching produk itu akan dilakukan serentak di seluruh dunia.

Lalu bagaimana produsen China yang selama ini menguasai segmen ponsel satu jutaan menghadapi ancaman itu? Lalu strategi apa yang diusung merek internasional lainnya?

Marketing Manager CSL Indonesia, Devi Savitri mengatakan produk Blueberry akan terus melakukan bundling dengan operator. Dari enam produk BlueBerry yang telah hadir di Indonesia, empat di antaranya menggunakan sistem bundling dengan operator.

"BlueBerry berpikiran bundling lumayan dilakukan karena ada support operator, billboard misalnya. Untuk dampak ke penjualan sama saja antara produk bundling dengan yang tidak, karena selama ini BlueBerry bundling un-lock (tidak hanya untuk satu jaringan operator saja)," katanya di Jakarta, kemarin.

CSL Blueberry juga akan terus memasarkan ponsel QWERTY sepanjang 2010 ini, sambil mengintip perkembangan ponsel Android. Ponsel Android disiapkan jika pasar Indonesia benar-benar sudah siap.

Langkah mengunggulkan Android itu juga dilakukan produsen Korea LG yang akan meluncurkan smartphone Android. "Ini sebenarnya untuk menjawab keinginan pasar. Produsen branded memang gencar memberikan respon dari keinginan masyarakat. Saat ini trennya smartphone dan QWERTY," kata Richard Susilo, Product Marketing LG Mobile Communication Indonesia.

Richard mengatakan LG tidak khawatir dengan langkah produsen smartphone yang menawarkan produk murah. "Masing-masing vendor punya keunggulan masing-masing. Tahun ini kami akan fokus meluncurkan produk Android, serta handset QWERTY dan touchscreen. Kami optimistis dengan handset yang kami pasarkan ke masyarakat Indonesia," ujarnya.

Ia menambahkan masyarakat Indonesia saat ini masih sangat menggemari ponsel QWERTY. Hal itu karena masyarakat sedang gemar berkirim pesan serta chatting.

"Kita sekarang lagi in soal QWERTY, bukan masalah smartphone atau tidak, masyarakat suka chatting dan membutuhkan berkirim pesan secara cepat," tegasnya.

Namun LG juga akan fokus pada pengembangan Android ditambah QWERTY dan Touchscreen. "Jika ketiga hal ini digabung, saya yakin ponsel Android dapat meledak di pasaran," ujar Richard.

Product Manager Nokia Indonesia Legi Soegianto membenarkan, demam ponsel QWERTY seperti yang diusung oleh ponsel China belum turun. Oleh karena itu pemenuhan kebutuhan pasar di segmen tersebut masih bisa ditambahkan. "Selama ini pengguna Nokia ingin produk smartphone yang terjangkau," ujarnya.

Namun vendor ponsel Jepang-Swedia Sony Ericsson tak terlalu mengkhawatirkan langkah vendor lain menawarkan smatphone murah. "Kita mesti lihat dulu, definisi smartphonenya seperti apa?," kata Samudra Seto Product Group Marketing Manager Sony Ericsson.

Ia menambahkan kehadiran smartphone murah tidak sampai merusak pasar, karena sudah banyak sekali produk dengan harga murah. "Dengan produk China, pasar smartphone sudah terkontaminasi tanpa memikirkan aspek lainnya kecuali harga," ujarnya.

Sementara Sony Ericsson akan tetap fokus dengan trek yang ada. "Sony Ericsson tidak pernah berkompetisi semata-mata karena harga murah. Produk kami tetap konsisten pada tiga kelas, khusus untuk smartphone kita konsentrasi di daily life tools di mana Sony Ericsson membantu produktivitas konsumen dalam melakukan pekerjaan," ujarnya

"Kami juga tetap pada jalur untuk menggunakan banyak sistem operasi mulai Windows Mobile, Symbian, Ericsson sendiri dan Android," tambah Seto. Inilahdotcom
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Uang Masuk ke Rekening Tiap Menit